kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Vaksin corona tiba, saham Indofarma (INAF) dan Kimia Farma (KAEF) melesat


Senin, 07 Desember 2020 / 11:45 WIB
Vaksin corona tiba, saham Indofarma (INAF) dan Kimia Farma (KAEF) melesat
ILUSTRASI. Kontainer berisi vaksin Covid-19 tiba di Indonesia


Reporter: Kenia Intan | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kedatangan vaksin Covid-19 produksi Sinovac di Indonesia Minggu (6/12) malam membuat saham sejumlah emiten farmasi melonjak. 

Ini tercermin pada pergerakan saham dua emiten farmasi BUMN, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan PT Indofarma Tbk (INAF). Pada perdagangan Senin (7/12), kedua saham pelat merah ini masuk top gainers. KAEF berada di posisi ke-4 dan INAF melesat ke posisi ke-2. 

Hingga akhir perdagangan sesi I, saham KAEF sudah terkerek 12,68% menjadi Rp 4.000. Bahkan, harga sahamnya sempat naik hingga level tertinggi di Rp 4.220 per saham.

Baca Juga: Pemerintah mengeluarkan Rp 637,3 miliar untuk membeli vaksin Covid-19

Tidak mau kalah, harga saham INAF juga melesat hingga 14,75% ke level Rp 3.890 di akhir perdagangan sesi pertama ini. Saham INAF pun sempat menembus level 4.000 dengan posisi tertingginya di Rp 4.150 pada hari ini. 

Wajar saja kedua saham itu meningkat signifikan, sebab kedua emiten plat merah itu tergabung dalam holding farmasi BUMN yang ditugasi melakukan distribusi maupun produksi vaksin Covid-19. 

"Memang benar karena sentimen vaksin kedua saham ini dan nyaris semua saham-saham farmasi menguat," kata Analis Panin Sekuritas William Hartanto kepada Kontan.co.id, Senin (7/12). 

Adapun sentimen positif bagi saham emiten farmasi ini bisa berlangsung hingga tahun depan. 

Akan tetapi, investor perlu diingatkan adanya potensi sell on fact ketika nantinya vaksin sudah berhasil distribusikan. Sebab, setelah ini pelaku pasar akan lebih memperhatikan sektor-sektor lain yang akan mulai beroperasi setelah Covid-19 teratasi. 

Untuk rekomendasi, investor bisa memanfaatkan sentimen vaksin ini. Ia merekomendasikan beli dengan target harga di rentang Rp 5.000 hingga Rp 5.500 untuk saham INAF dan KAEF. 

William pun menyarankan investor untuk lebih fokus pada penguatan saham-saham farmasi yang memang memiliki sentimen. 

Baca Juga: Profitabilitas emiten barang konsumsi membaik, ini rekomendasi saham dari Mirae Asset

Selain dua saham pelat merah ini, saham emiten farmasi lainnya juga kompak menghijau. Lihat saja, saham PT Phapros Tbk (PEHA) yang menguat 6,57% menjadi Rp 1.785. Ada juga PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) yang terkerek 5,98% menjadi Rp 975 di akhir sesi I dan saham PT Millennium Pharmacon Internationl Tbk (SDPC) juga naik 2,91% menjadi Rp 106 per saham. 

Selain itu, PT Merc Tbk (MERK) dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) juga terangkat, masing-masing 2,55% dan 0,68% menjadi Rp 3.220 dan Rp 1.485. PT Darya-Varia Laboratoria Tbk (DVLA) juga naik tipis 0,40% menjadi Rp 2.480. Begitu juga dengan PT Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC) yang meningkat 2,30% menjadi Rp 1.335 per saham.

Selanjutnya: IHSG menguat, simak rekomendasi saham hari ini (7/12) dari Samuel Sekuritas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×