kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Profitabilitas emiten barang konsumsi membaik, ini rekomendasi saham dari Mirae Asset


Senin, 07 Desember 2020 / 10:51 WIB
Profitabilitas emiten barang konsumsi membaik, ini rekomendasi saham dari Mirae Asset
ILUSTRASI. Konsumsi domestik diperkirakan pulih pada tahun depan.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 memang belum berakhir. Namun, sejumlah indikator perekonomian menunjukkan perbaikan, salah satunya adalah tingkat konsumsi sektor swasta.

Pertumbuhan konsumsi sektor swasta telah pulih dari -5,5% di kuartal kedua 2020 menjadi -4,0% di kuartal ketiga 2020. Tim Ekonom Mirae Asset Sekuritas Indonesia memperkirakan pertumbuhan konsumsi swasta Indonesia akan turun 2,24% secara tahunan di akhir tahun ini, tetapi meningkat 4,07% secara tahunan di akhir 2021.

Mirae Asset meyakini bahwa kondisi terburuk telah berlalu dan mengharapkan adanya pemulihan lebih lanjut dalam konsumsi domestik. Di sisi lain, kenaikan sejumlah harga barang komoditas dapat menjadi koin bermata dua bagi konsumsi masyarakat.

Analis Mirae Asset Sekuritas Mimi Halimin mencatat, sejak kuartal ketiga tahun ini harga beberapa komoditas mulai naik, seperti minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dan gandum.

Baca Juga: WHO: Dunia dapat mulai bermimpi Covid-19 berakhir

Untuk saat ini, Mirae Asset masih meyakini perusahaan konsumen di bawah cakupannya dapat menjaga profitabilitas di tahun depan. Profitabilitas akan relatif stabil atau hanya sedikit turun dari perkiraan margin kotor di akhir 2020. Namun perlu dicatat bahwa sebagian besar perusahaan barang konsumsi yang memiliki segmen bisnis yang beragam, akan lebih memungkinkan untuk bertahan terhadap volatilitas saat ini.

Di sisi lain, kenaikan harga CPO dapat membantu meningkatkan pemulihan daya beli karena industri perkebunan di Indonesia merupakan industri yang  padat karya. Nilai tukar rupiah yang menguat ke sekitar level Rp 14.100 pada pertengahan November 2020 cukup menggembirakan bagi perusahaan konsumen di Indonesia karena sebagian besar bahan bakunya masih impor.

“Kami memperkirakan penguatan rupiah dapat meningkatkan margin profitabilitas perusahaan konsumen pada tahun 2021,” tulis Mimi dalam riset, Kamis (3/12). Dari sisi harga saham, di tengah ketidakpastian akibat pandemi Covid-19, harga saham perusahaan konsumer di bawah cakupan Mirae Asset juga ikut turun, yang disebabkan oleh kurangnya katalis positif yakni daya beli masyarakat.

Baca Juga: Ekonom IKS prediksi ekonomi 2021 bisa tumbuh hingga 6%, simak pendorongnya




TERBARU

[X]
×