kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,20   -6,16   -0.66%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Utang bank jangka panjang Kalbe Farma (KLBF) meningkat, begini penjelasan manajemen


Selasa, 20 Agustus 2019 / 17:48 WIB
Utang bank jangka panjang Kalbe Farma (KLBF) meningkat, begini penjelasan manajemen
Bernadus Karmin Winata


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada paruh pertama tahun ini, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mencatatkan kenaikan total liabilitas sebesar 23,3% year on year (yoy) menjadi Rp 3,51 triliun dari sebelumnya Rp 2,85 triliun.

Total perubahan total aktiva atau total kewajiban naik hingga Rp 664,58 miliar ini disebabkan kenaikan utang pajak dari pembayaran dividen dan utang bank jangka panjang untuk keperluan penambahan kapasitas produksi.

Melansir laporan keuangan KLBF di semester I 2019, utang bank jangka panjangnya tercatat naik siginifikan dari sebelumnya Rp 32,11 miliar di semester I 2018 menjadi Rp 573,47 miliar.

Baca Juga: Kalbe Farma targetkan pabrik Mixagrip di Myanmar mulai aktif komersial tahun 2022

Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan Bernadus Karmin Winata menjelaskan pinjaman itu untuk dua anak perusahaan. “Dua anak perusahaan itu perlu melakukan ekspansi untuk menambah kapasitas mesin, bukan skema pembangunan pabrik baru,” jelasnya saat Konferensi Pers di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (20/8).

Bernadus menyatakan tiap anak perusahaan punya otoritas peminjaman sendiri. Adapun pinjaman utang bank tersebut digunakan lebih ke pada working capital seperti membangun gudang dan pemenuhan bahan baku.

Bernadus menjelaskan meningkatnya pinjaman relate ke working capital jika dilihat dari kerja sama yang dijalin KLBF dengan pemerintah lewat program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan memberikan dampak terutama ke anak usaha yang bergerak di obat-obatan yang support JKN.  

Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) telah serap capex sebesar Rp 912 miliar di semester I-2019

Beban yang cukup besar ini dapat dilihat dari jumlah piutang yang terus meningkat sehingga KLBF  harus mengatur dan memanfaatkan cashflow serta menjaga harga bahan baku yang impor.

Kendati demikian, Bernadus tidak menyebutkan anak perusahaan mana yang dikucurkan dana terkait utang bank jangka panjang di semester I 2019 ini. Namun, ia menegaskan bahwa pinjaman utang bank jangka panjang ini digunakan untuk working capital

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×