kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

USDC dan BUSD Dinilai Sebagai Pilihan Stablecoin Paling Aman Saat Ini


Selasa, 01 Maret 2022 / 10:50 WIB
USDC dan BUSD Dinilai Sebagai Pilihan Stablecoin Paling Aman Saat Ini
ILUSTRASI. Ilustrasi aset kripto. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perang antara Rusia dan Ukraina masih berkecamuk. Periode ini membuat pasar diselimuti oleh ketidakpastian. Imbasnya, aset berisiko dijauhi dan investor pun beralih ke safe haven.

Hal ini membuat harga berbagai aset kripto berguguran. Padahal, sebelumnya aset kripto sudah tertekan oleh kebijakan bank sentral berbagai negara yang mulai hawkish. Dalam kondisi ini, investor kripto bisa melakukan hedging ke stablecoin yang diyakini lebih aman.

COO Digital Exchange Indonesia Duwi Sudarto Putra meyakini langkah hedging ke stablecoin merupakan pilihan yang tepat pada situasi saat ini. Pasalnya, dengan melakukan hedging, investor bisa melindungi nilai portofolio investasi di tengah ketidakpastian nilai Bitcoin maupun aset kripto lainnya belakangan ini. 

“Posisi ini juga berguna untuk kita membeli Bitcoin di harga murah untuk mendapatkan selisih keuntungan,” jelas Duwi kepada Kontan.co.id, Minggu (27/2).

Baca Juga: Analis Prediksi Harga Kripto Bitcoin dll Akan Melonjak Lagi, Ini Penyebabnya

Menurutnya, stablecoin bisa jadi pilihan safe haven yang paling menarik lantaran punya proses pengiriman yang cepat dan fee yang lebih kompetitif dibandingkan dengan instrumen safe haven konvensional seperti dolar Amerika Serikat atau emas. 

Selain itu, berbeda dengan aset safe haven lainnya yang membutuhkan tempat dan waktu untuk pencairan, stablecoin jauh lebih praktis. Sementara untuk risiko stablecoin, menurutnya bisa dilihat dari masing-masing penerbit stablecoin itu sendiri dalam urusan transparansi dan proses audit.

Duwi mencontohkan, stablecoin seperti Tether (USDT) bisa dibilang punya risiko lebih tinggi karena kurang bisa dipercayai. Walaupun USDT punya underlying dolar AS, namun uang tersebut disimpan di bank offshore yang kurang bisa dipercaya dan USDT pun tidak diaudit secara rutin. 

Hal ini berbeda dengan Binance USD (BUSD) yang diaudit oleh firma setiap bulannya untuk memastikan uang yang ada di bank sama dengan BUSD yang beredar. Sedangkan untuk USD Coin (USDC) mengikuti regulasi Amerika Serikat dan bekerja sama dengan bank serta auditor untuk diaudit setiap bulan. 

Baca Juga: Harga uang Bitcoin, Shiba Inu, Dogecoin dll Melonjak 1 Maret 2022, Tapi Harus Waspada

“Bisa dibilang, menggunakan USDC dan BSUD sebagai pair lebih aman dibandingkan menggunakan USDT yang dari segi audit, regulasi dan penyimpanan underlying tidak transparan,” imbuh dia.

Dia menambahkan, dengan semakin berkembangnya industri kripto sangat memungkinkan bahwa peranan stablecoin akan sangat menarik ke depannya. Apalagi dengan penggunaan blockchain dalam beberapa sektor terutama finance baik itu untuk transaksi atau pengiriman lintas negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×