kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.287.000   27.000   1,19%
  • USD/IDR 16.718   -17,00   -0,10%
  • IDX 8.337   18,53   0,22%
  • KOMPAS100 1.160   0,24   0,02%
  • LQ45 848   0,76   0,09%
  • ISSI 288   1,37   0,48%
  • IDX30 443   -2,30   -0,52%
  • IDXHIDIV20 511   -0,47   -0,09%
  • IDX80 130   0,11   0,09%
  • IDXV30 137   0,41   0,30%
  • IDXQ30 141   -0,81   -0,57%

Usai IPO, Prima Globalindo (PPGL) targetkan pendapatan Rp 154 miliar di 2020


Senin, 20 Juli 2020 / 18:25 WIB
Usai IPO, Prima Globalindo (PPGL) targetkan pendapatan Rp 154 miliar di 2020
ILUSTRASI. Komisaris Utama PT Prima Globalindo Logistik Tbk (PPGL) Jap Astrid Patricia (kiri) dan Direktur Utama PPGL Darmawan Suryadi saat pencatatan perdana saham di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Prima Globalindo Logistik Tbk (PPGL) yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (20/7) menargetkan dapat membukukan pendapatan Rp 120 miliar-Rp 154 miliar pada 2020. Jika dibandingkan dengan pendapatan Prima Globalindo pada 2019 yang sebesar Rp 101,43 miliar, maka target tersebut tumbuh 18,31%-51,83%.

Kemudian, dari segi bottom line, Prima Globalindo menargetkan laba bersih pada tahun ini dapat berkisar antara Rp 10 miliar-Rp 13,2 miliar. Target tersebut menunjukkan pertumbuhan laba bersih 301,43%-429,88% dibanding perolehan tahun 2019 yang sebesar Rp 2,49 miliar.

Baca Juga: M Cash Integrasi (MCAS) gencarkan ekspansi di semester II-2020

Untuk meraih target kenaikan kinerja tersebut, Corporate Secretary PT Prima Globalindo Logistik Tbk Syamsul Bahri mengatakan, Prima Globalindo akan menambah pelanggan-pelanggan baru. "Kami juga akan menambah pelanggan yang produknya tidak terdampak pandemi Covid-19," kata Syamsul saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (20/7).

Sebagai informasi, perusahaan yang berdiri pada 2015 ini bergerak pada bidang jasa pengurusan transportasi atau frieght forwarding untuk ekspor maupun impor. Kegiatan usahanya meliputi Perusahaan Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK), export import custom clearence, serta jasa pengurusan pengiriman dengan layanan kapal laut (ocean freight) untuk ekspor maupun impor.

Pada 2019, Prima Globalindo memiliki empat pelanggan utama yang berkontribusi 67% terhadap total pendapatan PPGL. Mereka adalah PT Fajar Suraya Wisesa Tbk (FSAW), PT Torabika Eka Semesta, PT Multiglass, dan PT Mayora Indah Tbk (MYOR).

Sementara itu, jika dilihat berdasarkan wilayahnya, pelanggan Prima Globalindo tersebar di empat provinsi, yaitu Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Per akhir 2019, pendapatan dari Jawa Barat berkontribusi 56% terhadap total pendapatan, Banten 38%, dan DKI Jakarta 6%.

Baca Juga: Vale Indonesia (INCO) catat kenaikan produksi nikel dalam matte di semester I-2020

Selain menambah pelanggan baru, Prima Globalindo juga akan meningkatkan hubungan baik dengan vendor-vendor pelayaran dan kendaraan pengangkutan. Hal ini dilakukan supaya dapat memberikan harga yang bersaing dan layanan dengan kualitas prima.

Menurut Syamsul, rencana bisnis tersebut akan dijalankan dengan merekrut tim sales dan marketing, document exim, serta staf ahli PPJK yang telah berpengalaman dan kompeten di bidangnya.

"Untuk tim sales dan marketing yang baru, segmennya diperluas ke luar daerah yang sudah ada. Sektor bisnisnya juga ditambah ke sektor yang tidak terdampak Covid-19," ucap dia.

Baca Juga: Bisnis batubara tertekan, Samindo Resources (MYOH) tunda beli alat berat di tahun ini

Berkaitan dengan pandemi corona, Syamsul mengatakan bahwa kondisi ini tidak berdampak ke bisnis Prima Globalindo. Pasalnya, kegiatan pengiriman barang terus berjalan setiap hari, sama seperti sebelum Covid-19 merebak di Indonesia.

Sebagai gambaran, per April 2020, Prima Globalindo mencatatkan kenaikan pendapatan 21% secara tahunan, dari Rp 29,33 miliar menjadi Rp 35,6 miliar. Selain itu, laba bersih Prima Globalindo juga tumbuh 23,58%, dari 883,88 juta menjadi Rp 1,09 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×