kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Usai IPO, Nusantara Almazia (NZIA) targetkan bangun 5.800 unit rumah subsidi


Rabu, 25 September 2019 / 12:32 WIB
Usai IPO, Nusantara Almazia (NZIA) targetkan bangun 5.800 unit rumah subsidi
ILUSTRASI. Direksi PT Nusantara Almazia


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Nusantara Almazia Tbk (NZIA) perusahaan developer yang bergerak di bidang properti kelas menengah ke bawah menargetkan mampu membangun 5.800 unit rumah subsidi atau proyek dengan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) hingga lima tahun mendatang.

Direktur Utama PT Nusantara Almazia Tbk Deddy Indrasetiawan menyatakan proyek ini akan dibangun di Karawang di atas tanah seluas 60 hektare (Ha) milik PT Sarana Inti Sejati. Asal tahu saja NZIA akan mengakuisisi saham Sarana Inti Sejati sebanyak 68% agar proyek FLPP ini bisa dilanjutkan NZIA. 

“Saat ini rumah FLPP yang sudah dijual oleh Sarana Inti Sejati sebanyak 258 unit rumah dan di sisa tahun ini setelah akuisisi rampung, NZIA menargetkan mampu menjual 300 unit rumah FLPP. Jadi sifatnya melanjutkan saja,” jelasnya kepada Kontan.co.id saat ditemui di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (25/9).

Baca Juga: Saham Nusantara Almazia (NZIA) naik 50% saat IPO

Target NZIA paling dekat adalah di tahun 2020 akan membangun rumah FLPP sebanyak 1.100 unit dengan nilai investasi sebesar Rp 22 miliar – Rp 40 miliar untuk modal kerja membangun. Nantinya rumah yang dijual seharga Rp 150,50 juta dengan cicilan Rp 1 juta per bulan. Deddy memproyeksikan penjualan ini mampu berkontribusi ke penjualan neto perusahaan sebesar Rp 150 miliar di akhir 2020.

Deddy mengakui penopang pendapatan perusahaan mayoritas dari bisnis penjualan rumah FLPP. Menurutnya banyak pengembang besar yang mulai berbisnis di proyek FLPP. Contohnya saja Tommy Suharto yang menggaet Abu Dhabi membuat proyek sejuta rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Menurut Deddy, investor asing dari China, Jepang, dan Korea sudah mulai melirik bisnis perumahan FLPP karena proyek mendapat dukungan penuh dari pemerintah. Adapun rumah FLPP saat ini sangat dibutuhkan masyarakat mengingat angka backlog terus meningkat dari tahun ke tahun.

Pada 2018, data backlog untuk rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah masih mencapai 7,6 juta unit. Deddy menjelaskan pemerintah menargetkan bisa mengurangi backlog tersebut hingga 5,4 juta rumah pada tahun 2019.

Baca Juga: Saham Nusantara Almazia oversubscribed 2,5 kali

Deddy menilai proyek FLPP-nya di Karawang ini memiliki keunggulan yakni banyaknya fasilitas yang akan disediakan seperti Sekolah SD-SMA AL-Azhar dengan biaya pendidikan yang lebih murah, puskesmas rawat inap, pasar bersih, dan waterpark sebagai sarana rekreasi.

Sampai saat ini portofolio perumahan FLPP Nusantara Almazia adalah Citra Kebun Mas (CKM) City yang sudah terjual 17.000 unit rumah dengan rincian 15.000 unit rumah FLPP dan 2.000 non-FLPP. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×