Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Setelah menguat selama tiga hari berturut-turut, pagi ini rupiah keok. Di pasar mata uang beredar spekulasi, lonjakan harga minyak dunia ke level tertinggi dalam 29 bulan terakhir bakal memukul perekonomian Indonesia dan mendorong tingkat inflasi.
Asal tahu saja, kontrak harga minyak di New York sudah melonjak 15,1% pada tahun ini seiring memburuknya kondisi geopolitik di Timur Tengah dan Afrika Utara yang mengganggu suplai minyak. Saat ini, harga minyak ditransaksikan 1,7% lebih rendah dari posisi tertingginya minggu ini di level US$ 106,95 sebarel.
"Meroketnya harga energi akan menyebabkan kenaikan harga barang lainnya. Hal ini kemungkinan akan berdampak negatif pada tingkat konsumsi dan pertumbuhan," jelas Mika Martumpal, senior market analyst PT Bank Commonwealth kepada Bloomberg.
Pada pukul 09.53, rupiah melemah 0,1% menjadi 8.789 per dollar. Sepanjang tahun ini, rupiah sudah menguat 2,2% dan menjadi mata uang terbaik di antara 10 mata uang Asia yang sering diperdagangkan.
Sementara itu, dalam situsnya www.e-samuel.com, tim riset Samuel Sekuritas memprediksi rupiah berpotensi menguat. "Diperkirakan penguatan rupiah berlanjut ke posisi 8.775-8.780 per dollar," tulis Samuel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News