Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah berencana membuka masa penawaran obligasi ritel seri ORI021 pada 24 Januari - 17 Februari 2022. Hanya saja, pemerintah menyebut, jadwal penerbitan SBN ritel perdana di tahun ini tersebut masih bersifat tentatif dan masih mungkin untuk berubah.
Kendati begitu, Fixed Income Portfolio Manager Sucorinvest Asset Management Gama Yuki meyakini prospek ORI021 serta SBN ritel lainnya pada tahun ini seharusnya masih cukup baik.
Menurutnya, investor ritel masih akan tetap membutuhkan alternatif investasi selain deposito seirng pertumbuhan deposito yang masih cukup tinggi sehingga rate yang ditawarkan juga masih cukup rendah.
“Terlebih dengan pajak yang lebih rendah dari deposito seharusnya menjadi daya tarik tambahan untuk ORI021 dan SBN ritel lainnya,” kata Gama kepada Kontan.co.id, Kamis (6/1).
Baca Juga: Pemerintah Sudah Siapkan Jadwal Penerbitan SBN Ritel pada Tahun Ini
Asal tahu saja, sejak tahun lalu, pajak untuk SBN telah diturunkan pemerintah menjadi hanya 10%. Sementara untuk pajak deposito masih sebesar 20%.
Akan tetapi, jika dibandingkan dengan kondisi tahun lalu, Gama ragu penjualannya bisa lebih tinggi. Pasalnya, saat ini ekonomi juga sudah mulai berjalan kembali, serta dengan adanya kemungkinan kenaikan suku bunga juga menjadi salah satu katalis negatif untuk pasar obligasi ke depan.
Oleh karena itu, guna menarik minat masyarakat terhadap ORI021 di tengah ekspektasi kenaikan suku bunga, Gama meyakini kupon ORI021 sebaiknya bisa lebih tinggi dari ORI020.
Adapun, pada tahun lalu, pemerintah menawarkan ORI020 dengan kupon sebesar 4,95%.
“Jadi seharusnya kupon untuk ORI021 bisa sekitar 5% agar masih cukup menarik bagi para investor,” imbuhnya.
Dengan berbagai pertimbangan tersebut, ia memperkirakan jumlah penawaran yang masuk untuk ORI021 masih akan tetap solid, yakni di kisaran Rp 10 triliun - Rp 15 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News