kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

UNSP targetkan kelola 200.000 hektare lahan sawit dan karet hingga 2014


Kamis, 19 Mei 2011 / 13:12 WIB
UNSP targetkan kelola 200.000 hektare lahan sawit dan karet hingga 2014
Jasa servis sepeda panggilan Cristian Cycle Yogyakarta


Reporter: Anastasia Lilin Y | Editor: Dupla Kartini

MEDAN. Ambisi PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) untuk menjadi perusahaan pengelola perkebunan kelapa sawit dan karet nomor wahid kian kuat. Hingga 2014, perseroan menargetkan bisa menguasai lahan kelolaan perkebunan sawit dan karet sampai 200.000 hektare.

Saat ini total lahan kelolaan yang sudah dimiliki seluas 150.000 hektare. Beberapa wilayah yang disasar untuk perluasan lahan seperti Jambi, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bengkulu serta Kalimantan. Sekitar 80% berupa lahan sawit, sisanya lahan perkebunan karet.

Direktur Utama UNSP Ambono Janurianto mengatakan, pada kuartal pertama tahun ini, total lahan yang sudah bisa diproduksi (mature) seluas 135.000 hektare. Sementara luasan lahan yang belum memproduksi hasil (immature) seluas 15.000 ha.

Target perluasan lahan itu diperkirakan bakal menggenjot target produksi. Ambono bilang, tahun ini total produksi sawit diperkirakan akan mencapai 320.000 ton per tahun. "Adapun, di 2014 mendatang, total produksi sawit diharapkan bisa sebanyak 450.000 ton per tahun," ujarnya.

Ambono mengatakan, kinerja perseroan di kuartal pertama melonjak tajam, karena adanya kenaikan harga sawit dan karet di pasar internasional.
Diantara dua komoditas tersebut, karet justru memberikan kontribusi lebih besar ketimbang sawit, meski dari total lahan lebih sempit. Pasalnya harga karet lebih mahal ketimbang sawit. Sementara produk turunan minyak kelapa sawit yakni oleokimia yang paling baru digarap UNSP belum memberi kontribusi besar.

Selain kenaikan harga, menggendutnya volume produksi juga menjadi pemicu naiknya pendapatan perusahaan. "Laba bersih naik sampai double digit dibanding kuartal pertama periode tahun lalu," ungkap Ambono.

Namun sumber di UNSP yang bisa dipercaya menyebutkan, laba bersih BSP kuartal pertama tahun ini menembus angka Rp 220 miliar. Mengacu pada laporan keuangan yang belum diaudit (unaudited) tahun 2010, laba bersih perusahaan imencapai mencapai Rp 787,3 miliar. Dengan pencapaian laba bersih pada kuartal pertama, Ambono optimis, laba bersih perseroan hingga akhir tahun bisa sangat gemuk.

Ambono bilang, selain rencana perluasan lahan, perseroan juga berencana mengembangkan bibit. Saat ini tim riset bibit sedang mengembangkan bibit baru agar bisa menghasilkan pohon sawit yang badannya lebih ringkas. Paling cepat, pengembangan bibit akan direalisasikan tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×