Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Bakrie Sumarera Plantations Tbk (UNSP) mengaku gagal membayar bunga dari salah satu efek utangnya. Perusahaan perkebunan sawit ini juga membenarkan, gagal bayar bunga atas secured equity-linked redeemable notes (Wesel Bayar) tersebut bisa menimbulkan event of default.
Event of default merupakan merupakan situasi yang mendorong kreditur meminta pelunasan dari debiturnya lebih cepat daripada tanggal jatuh tempo. Kreditur melakukan ini biasanya karena menilai ketidaksanggupan debitur membayar di masa mendatang. Dengan permintaan tersebut, kreditur juga bisa mengeksekusi aset yang dijaminkan.
Meski berpotensi mendapat permintaan tersebut, pada Bursa Efek Indonesia, Senin (22/9), UNSP mengatakan, sejauh ini tidak ada notice event of default dari Trustee pada perusahaan.
"Kami sedang melakukan pembicaraan intensif dan proaktif dengan lenders untuk membahas corporate action," tulis Balakrishnan Chandrasekaran, Direktur UNSP dalam surat pada BEI. Perusahaan menargetkan proses ini selesai pada triwulan IV-2014.
Manajemen enggan berbicara detail dari utang tersebut dengan alasan kekhawatiran membatalkan negosiasi. "Tapi sebagian besar dari lenders telah menyatakan komitmen untuk mendukung proposal yang akan dilakukan perusahaan," tulis UNSP.
UNSP gagal bayar bunga untuk Wesel Bayar bernilai US$ 100 juta, dengan bunga 8% per tahun. Dalam suratnya pada BEI akhir pekan lalu (19/9) UNSP bilang belum melakukan pembayaran bunga atas wesel tersebut karena kondisi keuangan perusahaan sedang mengalami kesulitan. Salah satu penyebabnya adalah kondisi pasar yang memburuk serta penurunan harga tajam pada industri sawit dan karet, bisnis utama perusahaan.
Mengutip laporan keuangan UNSP per 31 Maret lalu, Wesel bayar ini diterbitkan pada Februari 2011, sebagai amandemen dari utang yang diterbitkan tahun 2010. Fasilitas utang ini akan jatuh tempo tahun 2017.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News