Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Daya beli masyarakat yang belum pulih sepertinya akan mengganjal kinerja PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) di awal tahun ini. Meski survei Bank Indonesia (BI) dalam dua bulan terakhir menunjukkan indeks keyakinan konsumen berada di atas level 100 tetapi hal itu belum berpengaruh besar.
“Walaupun ekspektasinya positif tetapi di kuartal I-2018 kemungkinan kinerjanya masih mengecewakan,” ujar Michael Wilson Setjoadi, Analis Bahana Sekuritas kepada Kontan.co.id Rabu (4/4).
Menurutnya berdasarkan hasil survei belanja rata-rata rumah tangga saat ini masyarakat lebih banyak mengalokasikan dananya untuk menabung daripada melakukan pembelanjaan. Padahal seharusnya dengan kenaikan subsidi sosial dan peluang kucuran dana kampanye menjelang tahun politik bisa meningkatkan daya beli masyarakat.
Jika dibandingkan dengan awal tahun 2017 lalu, kata Michael seharusnya kondisi di tahun ini jauh lebih baik. Setahun lalu daya beli masyarakat mendapat banyak tekanan dari pemangkasan subsidi listrik.
Meski begitu, secara jangka panjang prospek UNVR masih cukup positif. Kenaikan subsidi sosial dan kucuran dana kampanye masih berpeluang mengangkat daya beli masyarakat. Ditambah lagi dilangsung Asian Games akan menopang kinerja perusahaan.
“Diharapkan Asian Games bisa membuka peluang UNVR untuk meluncurkan varian baru produknya,” imbuh Michael.
Ia optimistis di tahun 2018, UNVR bisa membukukan kenaikan pendapatan sekitar 16% dan laba bersih di kisaran 12%. Pertumbuhan kinerja akan disokong dari segmen kebutuhan rumah tangga dan perawatan tubuh serta segmen makanan dan minuman.
Mimi Haliman, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia dalam risetnya juga menurunkan proyeksi kinerja UNVR yang sudah ditetapkannya lantaran daya beli masyarakat belum pulih. Dalam risetnya Mimi memperkiraan pendapatan di tahun 2018 dipangkas 3,2% dari Rp 45,24 triliun menjadi Rp 46,76 triliun. Kemudian untuk laba bersih dikurangi 4,4% dari Rp 7,52 triliun menjadi Rp 7,86 triliun.
“Pemulihan daya beli konsumen yang lebih lambat dari perkiraan di Indonesia awal 2018,” urai Mimi.
Menurut Mimi sepanjang tahun ini pertumbuhan segmen makanan dan minuman masih akan mengungguli segmen kebutuhan rumah tangga dan perawatan tubuh. Di tahun 2017 segmen makanan dan minuman tumbuh 5,8% sedangkan segmen kebutuhan rumah tangga dan perawatan hanya tumbuh 1,6%.
Untuk menghadapi persaingan bisnis di tahun 2018, Mimi berharap UNVR bisa mengalokasikan dana lebih banyak untuk iklan dan promosi. Apalagi belum lama ini perusahaan juga merilis produk barunya seperti Pond's White Beauty Brightening Micellar Water, Kecap Bango Light dan Sunlight Jeruk Nipis & Habbatussauda.
Mimi merekomendasikan tahan saham UNVR pada harga Rp 50.700 per saham. Sedangkan Michael merekomendasikan tahan saham UNVR pada harga Rp 49.000 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News