Reporter: Auriga Agustina | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan rupiah diakui PT PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) akan mempengaruhi operasional. Biaya perusahaan bisa menanjak lantaran sejumlah bahan baku perusahaan, minyak kelapa sawit misalnya, serta kemasan berhubungan dengan mata uang keras seperti dollar AS, euro, dan poundsterling.
Sekretaris Perusahaan Unilever Indonesia Sancoyo Antarikso mengatakan, minyak kelapa sawit atau CPO yang dibeli memang dari dalam negeri. Tapi, penentuan harga mengacu pada harga internasional dalam dollar AS.
“Kami beli palm oil dengan penentuan harga yang mengacu pada harga palm oil internasional. Jadi kalau rupiah terdepresiasi , tentu akan lebih berat,” kata Sancoyo, Jumat (21/9).
Namun, Unilever juga punya cara untuk mengantisipasi fluktuasi valuta. Lebih dari 5% pendapatan Unilever berasal dari ekspor dalam bentuk dollar AS. Unilever memanfaatkan hal tersebut untuk membayar cost dengan invoice mata uang asing.
Perusahaan juga terus berupaya melakukan strategi untuk melawan pelemahan mata uang rupiah dengan cara terus melakukan efisiensi di semua lini usaha. Seperti pada bulan lalu, perusahaan meluncurkan dua merek baru, yaitu sambal Jawara dan produk perawatan tubuh Glow.
Dalam beberapa bulan ke depan, Unilever masih akan meluncurkan produk baru. Namun, Sancoyo belum mau buka-bukaan soal ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News