kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Unilever Indonesia (UNVR) berencana stock split dengan rasio 1:5, ini kata analis


Selasa, 22 Oktober 2019 / 16:32 WIB
Unilever Indonesia (UNVR) berencana stock split dengan rasio 1:5, ini kata analis
ILUSTRASI. The logo of the Unilever group is seen at the Miko factory in Saint-Dizier, France, May 4, 2016. REUTERS/Philippe Wojazer/Files


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR, anggota indeks Kompas100) berencana melakukan pemecahan nominal saham (stock split) dengan rasio 1:5. Rencana tersebut tidak sesuai dengan harapan pasar. Secara historis, UNVR telah melakukan stock split dua kali dengan rasio 1:10. 

Analis BNI Sekuritas William Siregar menilai dengan rasio tersebut, respon pasar tidak sepenuhnya positif. Dengan rasio 1:5, apabila menggunakan harga saat ini Rp 43.950, maka harga stock split sekitar Rp 8.790. Menurutnya, bagi beberapa investor harga tersebut masih kurang menarik. 

Baca Juga: Akan stock split 1:5, saham Unilever (UNVR) bisa lebih terjangkau bagi investor ritel

"Saat ini harga UNVR cukup premium, mungkin manajemen masih mau menjaga eksistensinya sebagai perusahaan big caps dengan cara rasio stock split jangan terlalu besar," jelas William, Selasa (22/10). 

Meski harga stock split kurang menarik, William tetap melihat kinerja fundamental Unilever Indonesia masih solid. Pasalnya meski pada laporan keuangan kuartal III-2019 laba Unilever Indonesia anjlok 24,31% yoy, William menjelaskan laba sejatinya masih tumbuh sekitar 6%.

Seperti yang dijelaskan manajemen, penurunan laba tersebut terjadi karena pada kuartal III-2018 Unilever Indonesia mencatatkan adanya penjualan Spreads, sedangkan pada kuartal tiga ini tidak ada transaksi tersebut. 

"Kita pikir ini sinyal yang positif di tengah pasar yang masih menantang karena banyak produk baru dan ketatnya persaingan. Mereka mampu mencatatkan pertumbuhan yang cukup solid meskipun tidak signifikan," jelas William. 

Baca Juga: Saham BBTN sudah turun 24,41% sejak awal tahun, begini rekomendasi analis

William juga memprediksi kinerja Unilever Indonesia masih akan tetap positif hingga akhir tahun meski perusahaan ini juga tengah mengalami tekanan pasar. 

"Kalau mau koleksi, fundamental masih cukup bagus. Saran saya lebih cenderung wait and see lihat kuartal IV dan meligat pergerakan saham setelah stock split. Jadi ada baiknya netral," jelas William. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×