Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Lippo Karawaci Tbk tercatat menjadi salah satu yang paling aktif diperdagangkan oleh investor asing sepanjang perdagangan bursa sepekan ke belakang.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham emiten bersandi LPKR naik hingga 22% dalam sepekan.
Kepala riset Reliance Sekuritas Lanjar Nafi menjelaskan, kenaikan saham itu dikarenakan investor saat ini memanfaatkan momentum dari situmulus yang dikucurkan secara besar-besaran, baik oleh negara maju, maupun pemerintah Indonesia untuk memerangi pandemi Covid-19.
Baca Juga: John Riady beberkan strategi Lippo Karawaci (LPKR) tangani dampak pelemahan rupiah
Selain itu, kabar bahwa terjadi penurunan sejumlah kasus Covid-19 di berbagai belahan dunia, jadi kabar positif ke pasar. Meski memang dari sisi data, bisa naik turun.
“Kenaikan itu juga karena ada momentum di saat mayoritas bursa global ikut menghijau. Investor juga memanfaatkan momentum itu. Juga, untuk LPKR ada sentimen positif lain terkait sejumlah mal mereka yang diubah jadi rumah sakit, untuk bantu pemerintah,” ujar Lanjar dalam keterangannya, Rabu (8/4).
Tentu saja, pergerakan positif itu, akan lebih bertahan lama jika pemerintah Indonesia benar-benar memberi kebijakan yang dapat menenangkan pasar dalam menangani Covid-19.
Nah, saat ini, menurut Lanjar pemerintah belum terlalu agresif. Cenderung hati-hati. Hal ini bisa saja membuat gerak pasar dan bursa menjadi rentan terkoreksi kembali. Karena itu, ia menyarankan agar emiten melakukan efisiensi di berbagai lini agar bisnis mereka tetap survive di tengah pasar yang volatile.
Tentu saja, minat investor pada saham LPKR juga mengindikasikan persepsi investor bahwa LPKR memiliki prospek positif. Meski memang sentimen tersebut masih bersifat jangka pendek, namun menjadi indikator positif.
Dengan proporsi recurring income LPKR yang besar, juga mendorong sentimen positif. Juga menjadi salah satu indikator perusahaan memiliki fundamental yang kuat.
Baca Juga: Bos Lippo mantap lakukan buyback, ini tiga alasan utamanya