kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Turunkan target penjualan, Kalbe Farma (KLBF) justru menaikkan prediksi laba 2020


Selasa, 11 Agustus 2020 / 22:04 WIB
Turunkan target penjualan, Kalbe Farma (KLBF) justru menaikkan prediksi laba 2020
ILUSTRASI. Proses produksi obat di Pabrik PT. Kalbe Farma Tbk (KLBF), Cikarang, Jawa Barat, Senin (2/5). Kalbe Farma (KLBF) meramal laba bersih akan naik 8%-10% pada tahun ini.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mencatatkan kinerja yang apik sepanjang enam bulan pertama 2020. KLBF mengantongi penjualan bersih Rp 11,6 triliun atau naik  3,76% secara year on year (yoy). Laba bersih KLBF terkerek lebih tinggi hingga 10,3% yoy menjadi Rp 1,39 triliun. 

Direktur Keuangan Kalbe Farma Bernadus Karmin Winata mengatakan akan merevisi kinerja Kalbe Farma hingga akhir tahun 2020. Bernadus memproyeksikan KLBF akan mencatatkan pertumbuhan penjualan antara 4% hingga 6% di tahun 2020. Adapun earning per share (EPS) diprediksi terkerek lebih tinggi, 8% hingga 10%.

Di awal tahun, Kalbe Farma memproyeksikan pertumbuhan penjualan bersih sebesar 6%-8% di tahun ini. Sedangkan prediksi laba bersih tumbuh 5% sampai 6%. Artinya, KLBF menurunkan prediksi penjualan dan menaikkan prediksi lama. KLBF optimistis pihaknya mampu mengontrol pengeluaran operasional di sisa tahun ini. 

Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) berharap vaksin Covid-19 didistribusikan tahun depan

Asal tahu saja, berdasar pemaparan Bernadus, operating expenses to net sales ratio KLBF berhasil ditekan hingga 29,7% sepanjang semester I 2020. Persentase ini lebih mini dibanding periode yang sama tahun 2019 yang mencapai 31,2%. 

Bernadus mengatakan, pendapatan divisi produk kesehatan diprediksi bertumbuh antara 5% hingga 7%. Adapun peningkatan divisi ini tidak lepas dari gaya hidup masyarakat yang mulai berubah karena pandemi Covid-19. 

Perubahan gaya hidup dalam masyarakat ini juga diharapkan mendorong divisi nutrisi antara 2% hingga 4%. Sementara untuk divisi distribusi dan logistik ditargetkan akan terkerek paling signifikan hingga 10%. 

Untuk divisi obat resep, diharapkan bisa tumbuh maksimal hingga 2%. Target ini telah mempertimbangkan kinerja divisi obat resep yang tertekan sepanjang semester I 2020. "Semoga bisa mencapai target dengan asumsi keadaan menjadi lebih baik," jelas Bernadus dalam acara Mengupas Tuntas Kalbe Farma yang digelar secara online, Selasa (11/8).

Baca Juga: Dibayangi Covid-19, pendapatan Kalbe Farma (KLBF) masih naik 3,76% di semester I 2020

Mengutip dari laporan keuangan Kalbe Farma, sepanjang semester I 2020, hanya divisi obat resep yang menurun 4,47% menjadi Rp 2,56 triliun dari sebelumnya Rp 2,68 triliun. Adapun tekanan ini dipicu pasien yang menunda kunjungan ke dokter akibat pandemi Covid-19. 

Sementara, peningkatan paling signifikan dicatatkan oleh divisi distribusi dan logistik yang bertumbuh 9,97% yoy, menjadi Rp 3,75 triliun. Setelahnya disusul oleh divisi produk kesehatan yang meningkat 6,7% menjadi Rp 2,07 triliun. Peningkatan penjualan juga dialami oleh divisi nutrisi hingga 2,23% menjadi Rp 3,21 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×