kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Turun tipis sepanjang Oktober, harga emas punya peluang naik lagi


Minggu, 01 November 2020 / 08:22 WIB
Turun tipis sepanjang Oktober, harga emas punya peluang naik lagi
ILUSTRASI. Harga emas spot ditutup pada US$ 1.878,81 per ons troi, turun tipis 0,37% sejak akhir September 2020.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski masih menjadi aset favorit, harga emas turun tipis sepanjang bulan Oktober. Harga emas spot ditutup pada US$ 1.878,81 per ons troi, turun tipis 0,37% sejak akhir September 2020.

Harga emas masih tercatat menguat 23,83% sejak awal tahun. Di akhir tahun lalu, harga emas spot masih berada di US$ 1.517,27 per ons troi.

Emas mencapai harga tertinggi US$ 2.063,54 per ons troi pada 6 Agustus 2020 lalu. Sedangkan harga terendah pada tahun ini adalah US$ 1.471,24 per ons troi yang tercapai pada 19 Maret.

"Harga emas naik tipis di akhir Oktober karena nilai tukar dolar melemah," kata Tai Wong, head of base and precious metals derivatives trading BMO kepada Reuters.

Baca Juga: Masih bertahan di bawah Rp 1 juta, simak harga emas Antam untuk hari ini (31/10)

Wong menambahkan bahwa investor memandang kisaran saat ini sebagai dasar. "Sehingga pembelian emas akan meningkat menjelang pemilihan pekan depan yang mungkin menghasilkan pemerintahan satu partai dan berarti stimulus yang lebih besar dan lebih cepat," ujar dia.

Menjelang pemilu Amerika Serikat (AS) 3 November, Joe Biden memimpin perolehan suara dalam polling nasional. Tapi, negara-negara bagian yang paling kompetitif menunjukkan persaingan ketat dengan Donald Trump.

Baca Juga: Harga emas turun, investor mesti ngapain?

Kevin Rich, Global Gold Market Advisor The Pert Mint mengatakan bahwa ada banyak kondisi struktural yang akan menyebabkan kenaikan harga emas berlanjut setelah pemilihan, apapun hasilnya. "Berdasarkan jumlah stimulus fiskal yang dikucurkan di AS dan secara global, serta jumlah utang pemerintah yang terjadi, maka akan ada tekanan terhadap mata uang, termasuk dolar AS," ujar dia.

Ketika dolar AS melemah, maka pembelian emas dalam mata uang non-dolar akan lebih murah. Kenaikan harga emas juga masih berpeluang terjadi karena lonjakan kasus virus corona secara global. Beberapa negara Eropa juga memberlakukan lagi lockdown akibat lonjakan kasus ini.

Baca Juga: Harga emas Antam naik Rp 4.000 menjadi Rp 996.000 per gram pada Sabtu (31/10)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×