kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Turun tipis, harga minyak mencari pijakan untuk naik lebih tinggi


Selasa, 17 Desember 2019 / 07:48 WIB
Turun tipis, harga minyak mencari pijakan untuk naik lebih tinggi
ILUSTRASI. Selasa (17/12) pukul 7.26 WIB, harga minyak WTI untuk pengiriman Januari 2020 berada di US$ 60,14 per barel, turun tipis 0,12%.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak turun tipis setelah terangkat di awal pekan. Selasa (17/12) pukul 7.26 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari 2020 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 60,14 per barel, turun tipis 0,12% ketimbang harga penutupan perdagangan kemarin.

Ini adalah koreksi setelah harga minyak naik dalam tiga hari perdagangan berturut-turut hingga kemarin. Kenaikan harga minyak yang terjadi sejak Kamis pekan lalu dipicu oleh kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Baca Juga: Inilah fakta yang mencemaskan soal industri minyak Rusia

Phil Flynn, analis Price Futures Group mengatakan bahwa kemajuan kesepakatan dagang bisa menopang permintaan minyak. Tapi, pasar komoditas masih menimbang sisi positif kesepakatan. "Kenaikan harga minyak tertahan untuk menimbang kesepakatan. Harga mencoba konsolidasi untuk melihat apakah bisa bertahan di atas US$ 60 sebelum naik lebih tinggi," kata Flynn kepada Reuters.

Analis ING Economics mengatakan bahwa pasar keuangan dan komoditas masih perlu kejelasan apa saja yang termasuk dalam kesepakatan. "Semakin lama kita menunggu detail kesepakatan, makin mungkin pelaku pasar akan mempertanyakan seberapa mujarab kesepakatan ini," ungkap ING dalam riset yang dikutip Reuters.

Baca Juga: Market masih menanti kesepakatan di atas kertas, harga minyak mendaki

Kemarin, China merilis data produksi industri dan penjualan ritel bulan November yang membaik. Pertumbuhan ekonomi China diramal melambat menjadi 6% di tahun depan. Angka tersebut turun ketimbang prediksi pertumbuhan tahun ini antara 6%-6,5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×