kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tunas Baru Lampung (TBLA) sambut positif kebijakan B20


Selasa, 28 Agustus 2018 / 21:16 WIB
Tunas Baru Lampung (TBLA) sambut positif kebijakan B20
ILUSTRASI. Sudarmo Tasmin


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia tengah menggodok peraturan yang mewajibkan penggunaan solar bercampur biodiesel 20% (B20). Kebijakan ini akan berlaku pada 1 September 2018. Kebijakan ini pun berpengaruh positif bagi emiten perkebunan seperti PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA).

"Kami dari masyarakat produsen, menyambut baik kebijakan B20. Dengan kebijakan B20 kita cepat genjot produksi. Dan dengan kebijakan ini, kami apresiasi sekali," ucap Sudarmo Tasmin, Deputy Presiden Director TBLA, di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (28/8).

Untuk mencukupi permintaan sawit yang dijadikan biodisel, Sudarmo menyebut akan mengembangkan produksi di Palembang dan Surabaya. "Karena baru satu saja pabrik di Lampung, dan produksi 40%. Harapannya semakin membaik," ungkapnya.

Dengan kebijakan Pemerintah yang menggenjot penggunaan biodisel dalam negeri, Sudarmo berharap dapat memenuhi permintaan dalam negeri. Karena sampai saat ini, permintaan biodisel TBLA ke Pertamina dan China. 

"Order Pertamina periode terakhir 90 ribu ton. Kita bisa buat biodisel sampai 300 ribu ton, tergantung orderan saja," kata Sudarmo.

Sampai saat ini, kontribusi biodisel ke pendapatan TBLA capai 9%. Sudarmo berharap sampai akhir tahun mampu dua digit atau tahun depan mendekati 20%. 

"Dengan adanya peningkatan utilisasi yang diharap dari B20, bisa melampaui angka dua digit. Kalau urgent dibutuhkan masih mampu pabrik di Lampung. Untuk pabrik di Palembang dan Surabaya tinggal tambah mesin biodisel," tandasnya.

Sudarmo menyebut sampai saat ini, permintaan biodisel mayoritas dari Pertamina. Selain itu, PT AKR dan Shell yang belum terlihat langkah untuk permintaan biodiselnya. Sisanya pemain-pemain kecil yang tak disebut Sudarmo. "Kalau biodisel pasar potensial di luar negeri yaitu Korea, Thailand dan Taiwan," pungkas Sudarmo.

Disamping fokus menyiapkan produksi biodisel, Sudarmo juga mengembangkan pabrik pengolahan tebu di Lampung. Tahun lalu, TBLA sudah melakukan penggilingan tebu. Tahun ini kedua, dan produksinya 8.000 ton per day.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×