Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) bakal melakukan pembelian kembali alias buyback saham. Untuk merealisasi rencana tersebut, TBLA menyiapkan dana maksimal Rp 200 miliar.
Buyback saham ini dilakukan tanpa Rapat Umum Pemegang Saham alias RUPS.
Asal tahu saja, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mengizinkan emiten untuk melakukan buyback saham tanpa RUPS sebagai salah satu langkah mengembalikan stabilitas pasar modal yang tengah fluktuatif.
Melansir keterbukaan informasi tanggal 14 April 2025, TBLA akan membeli kembali sebanyak 300 juta saham atau 4,97% dari saham yang disetor perusahaan.
Wakil Direktur Utama TBLA Sudarmo Tasmin mengatakan, TBLA menyiapkan dana Rp 200 miliar untuk buyback saham tersebut.
Baca Juga: Optimis Keberlanjutan Jangka Panjang, BRI Siapkan Rp3 triliun untuk Buyback Saham
“Sehubungan dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami tekanan 21,28% sejak September 2024, maka TBLA berencana untuk melakukan buyback dengan berpedoman pada Peraturan OJK Nomor 29 Tahun 2023,” ujarnya dalam keterbukaan informasi itu.
Periode buyback saham itu akan dilakukan melalui Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai tanggal 14 April 2025 hingga 13 Juli 2025.
Menurut Sudarmo, dana untuk buyback itu berasal dari kas perseroan. Untuk melakukan aksi buyback saham itu, TBLA pun menunjuk PT UOB Kay Hian Sekuritas.
Tujuan buyback saham itu setidaknya ada tiga. Pertama, membantu stabilisasi harga saham perseroan di BEI serta mengurangi dampak pasar modal yang berfluktuasi secara signifikan.
Kedua, meningkatkan kinerja saham, di mana dalam pelaksanaannya akan meningkatkan earning per share (EPS) dan return on equity (ROE) secara berkelanjutan.
Ketiga, memberikan perseroan fleksibilitas yang lebih besar dalam rangka mengelola modal. “Pelaksanaan buyback akan memungkinkan pengendalian kelebihan arus kas bebas dengan cara yang lebih efisien,” papar Sudarmo.
TBLA meyakini, aksi korporasi itu tak akan memberikan dampak negatif terhadap kinerja perusahaan. Sebab, perseroan masih memiliki modal kerja yang cukup untuk melakukan pembiayaan transaksi bersamaan dengan kegiatan usaha.
“Keberhasilan manajemen dalam memperbaiki dan meningkatkan prestasi telah menghasilkan arus kas yang melebihi dari jumlah yang diperlukan dalam mempertahankan peningkatan dan pertumbuhan,” katanya.
Selanjutnya: OJK Proyeksikan Piutang Pembiayaan Syariah Tumbuh Dobel Digit, Ini Kata MUF
Menarik Dibaca: Promo Superindo Hari Ini 14-16 April 2025, Cumi Segar-Durian Monthong Lebih Murah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
