kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,54   -10,97   -1.19%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tukar guling, saham DSSA dibanderol tinggi


Selasa, 01 Oktober 2013 / 16:47 WIB
Tukar guling, saham DSSA dibanderol tinggi
ILUSTRASI. Cara ampuh menghilangkan stretch mark.


Reporter: Amailia Putri Hasniawati |

JAKARTA. Valuasi yang disepakati dalam aksi tukar guling antara PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) dengan perusahaan yang berbasis di Singapura, United Fiber System Ltd berubah. Nilai dari kesepakatan baru yang dibuat kedua belah pihak jauh lebih tinggi dari kesepakatan sebelumnya.

Berdasarkan keterbukaan UFS kepada Bursa Efek Singapura (Singapore Stock Exchange/SGX), total nilai atas pembelian 66,99% saham GEMS oleh UFS senilai S$ 1,78 miliar. Adapun, 66,99% saham GEMS itu setara dengan 3,94 miliar saham. Artinya, saham GEMS dibanderol seharga S$ 0,45 per saham.

Jika menggunakan acuan kurs tengah Bank Indonesia (BI) ketika kesepakatan dibuat, yakni pada pertengahan Juli 2013, maka S$1=Rp 7.916. Berarti, harga per saham GEMS ada di kisaran Rp 3.500 per saham. Harga ini jauh lebih tinggi dibanding harga perdagangan saham GEMS di waktu itu yang berkisar Rp 2.000 per saham. Pun, jika dibandingkan penutupan perdagangan hari ini pun. Harga saham GEMS ditutup stagnan di level Rp 2.200 per saham hari ini.

Aksi tukar guling ini beberapa kali molor akibat restu yang tidak kunjung diberikan oleh otoritas pasar modal, baik di Singapura maupun di Indonesia. Nah, pada kesepakatan sebelumnya, DSSA akan mengempit 65,22% saham UFS dan menukarnya dengan 66,99% saham GEMS.

Sedangkan GMR akan menukar 30% sahamnya di GEMS dengan 29,2% saham UFS. Namun, GMR mengurungkan niat untuk berpartisipasi dalam aksi korporasi lintas negara ini. Yang jelas, dalam kesepakatan baru ini, DSSA berhak mengambil alih 94,06% saham UFS seharga S$ 0,019 per saham.

Asal tahu saja, salah satu alasan DSSA mau melakukan aksi swap karena ada tumpang tindih antara lahan UFS dan lahan DSSA yang ada di Kalimantan. Sebagai perusahaan investasi yang mempunyai portofolio di kehutanan, produsen bubur kayu, konstruksi, dan properti, seluruh aset United Fiber memang ada di Indonesia. Di bidang kehutanan UFS punya PT Hutan Rindang Benua (HRB) yang memiliki konsesi hutan di Kintap, Kalimantan Selatan.

Luasnya mencapai 268.585 hektare. Lalu, ada PT Mangium Anugerah Lestari (MAL) yaitu produsen kayu chip yang berlokasi di Pulau Laut. Poh Lian Construction Pte Ltd (PLC) adalah anak usaha UFS di bidang properti. Rencananya, setelah DSSA menguasai UFS, langkah selanjutnya adalah melakukan divestasi bisnis konstruksi dan properti UFS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×