kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,27   -11,24   -1.20%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tujuh Emiten Mendapat Notasi Khusus S dari BEI, Ini Penyebabnya


Jumat, 09 Desember 2022 / 17:05 WIB
Tujuh Emiten Mendapat Notasi Khusus S dari BEI, Ini Penyebabnya
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia (BEI) menerbitkan notasi khusus S untuk saham milik sejumlah emiten pada Kamis (8/12). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) menerbitkan notasi khusus S untuk saham milik sejumlah emiten pada Kamis (8/12). Notasi ini disematkan lantaran emiten yang bersangkutan tidak mencatatkan pendapatan usaha dalam laporan keuangan terakhirnya. 

Adapun tujuh saham emiten yang mendapat notasi khusus S tersebut adalah PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA), PT Terregra Asia Energy (TGRA), PT Leyand International Tbk (LAPD) , PT Onix Capital Tbk (OCAP), PT Jakarta Kyoei Steel Works Tbk (JKSW), PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk (KBRI), PT Envy Technologies Indonesia Tbk (ENVY). 

Research & Consulting Manager PT Infovesta Utama Nicodimus Kristiantoro mengatakan, penyebab tujuh emiten yang mendapatkan notasi S dari BEI sangat beragam.

Baca Juga: BEI Sematkan Notasi K di Saham Gojek Tokopedia (GOTO), Simak Artinya

"Ada yang memang sama sekali tidak melaporkan dan mencatatkan pendapatan usaha selama satu kuartal, karena suatu alasan tertentu dan itu tentunya dapat menyalahi aturan," jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (9/12). 

Menurut Nico tujuan notasi khusus ini yang dikeluarkan oleh IDX sebagai bentuk perlindungan kepada investor dalam berinvestasi saham.

IDX memberikan notasi khusus untuk saham yang sedang bermasalah. Oleh karena itu penting bagi investor untuk bersikap bijak memperhatikan emiten dengan notasi khusus agar tidak terjebak ke dalam kerugian berinvestasi di saham yang bermasalah. 

Saham-saham yang mendapat (notasi S) dari BEI berpotensi untuk delisting dan sangat terbuka peluang untuk go private, jika perusahaan masih belum berhasil mencatatkan pendapatan usaha pada laporan keuangannya. 

Baca Juga: Saham Gojek Tokopedia (GOTO) Terus Terperosok, Beli atau Jual?

Nico menjelaskan investor pasti menilai fundamental suatu saham baik atau tidak itu dilihat dari top line (pendapatan) dan bottom line (laba bersih). Kalau salah satu hal tidak ada, pasti menjadi warning untuk investor dan prospeknya kurang baik. 

"Jika memiliki saham-saham ini investor harus siap rugi bahkan tidak bisa menarik dananya karena tidak adanya perdagangan," ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×