kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.621.000   -3.000   -0,18%
  • USD/IDR 16.439   -134,00   -0,82%
  • IDX 7.030   -79,14   -1,11%
  • KOMPAS100 1.029   -15,21   -1,46%
  • LQ45 811   -12,07   -1,47%
  • ISSI 210   -1,76   -0,83%
  • IDX30 421   -5,12   -1,20%
  • IDXHIDIV20 507   -5,69   -1,11%
  • IDX80 117   -2,09   -1,76%
  • IDXV30 121   -1,30   -1,06%
  • IDXQ30 139   -1,68   -1,20%

Trump Memulai Perang Tarif, Ekspor Otomotif Indonesia Bakal Terdampak?


Senin, 03 Februari 2025 / 21:40 WIB
Trump Memulai Perang Tarif, Ekspor Otomotif Indonesia Bakal Terdampak?
ILUSTRASI. Petugas melakukan pengecekan mobil di IPCC Terminal Kendaraan, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (12/7/2024). Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump secara resmi menerapkan kebijakan tarif impor baru yang mulai berlaku pada 4 Februari 2025.


Reporter: Rashif Usman | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump secara resmi menerapkan kebijakan tarif impor baru yang mulai berlaku pada 4 Februari 2025. 

Kebijakan ini mencakup tarif sebesar 25% untuk produk dari Kanada dan Meksiko, serta 10% untuk barang asal China. 

Langkah ini diperkirakan akan berdampak pada perdagangan global, termasuk bagi Indonesia yang merupakan salah satu eksportir komponen otomotif ke AS.

Sejauh ini, Indonesia tidak termasuk dalam daftar negara yang dikenakan tarif impor oleh AS. 

Baca Juga: Ini Peringatan Media Pemerintah China kepada Trump Soal Perang Tarif

Equity Research BNI Sekuritas Halima Yefany menyatakan bahwa emiten otomotif Indonesia, seperti PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA), masih dapat mengekspor ke AS tanpa hambatan tarif tambahan. DRMA sendiri menargetkan ekspor ke AS mencapai US$ 26,8 juta pada tahun 2025.

Namun, risiko tetap ada jika AS ke depannya menerapkan tarif impor terhadap Indonesia. Jika tarif diberlakukan, daya saing produk otomotif Indonesia di pasar AS dapat menurun, yang berpotensi menjadi tantangan bagi emiten yang bergantung pada ekspor. 

Emiten yang lebih fokus pada pasar domestik diperkirakan akan lebih resilien terhadap kebijakan ini.

Meskipun dampak langsung kebijakan ini terhadap ekspor otomotif Indonesia masih terbatas, secara tidak langsung dapat mempengaruhi prospek ekonomi nasional. 

Baca Juga: Trudeau Sindir Trump: Perang Tarif Bakal Bikin Pabrik-Pabrik AS Tutup

Pelemahan ekonomi akibat ketidakpastian perdagangan global dapat berimbas pada daya beli masyarakat dan permintaan kendaraan dalam negeri. Oleh karena itu, emiten di sektor otomotif perlu memperkuat pasar domestik dan mencari peluang ekspor ke negara-negara yang tidak terdampak tarif AS.

Diversifikasi produk, efisiensi produksi, serta kolaborasi dengan produsen otomotif global menjadi strategi mitigasi risiko yang perlu dipertimbangkan. Selain itu, inovasi di sektor kendaraan listrik dan komponen otomotif berteknologi tinggi dapat menjadi peluang pertumbuhan jangka panjang.

PT Astra International Tbk (ASII) dan DRMA tetap memiliki prospek positif berkat dominasi pasar domestik dan diversifikasi ekspor. 

 

Namun, investor disarankan untuk mencermati perkembangan kebijakan perdagangan AS terhadap Indonesia, karena revisi valuasi dan target harga saham emiten yang memiliki eksposur ke pasar AS mungkin diperlukan jika tarif diberlakukan di masa depan.

Baca Juga: Cermati Efek Kebijakan Tarif Impor Trump ke Kinerja Emiten Komponen Otomotif

Sementara itu, Head of Investment Specialist PT Maybank Sekuritas Indonesia, Fath Aliansyah Budiman, menyoroti kontribusi ekspor DRMA yang masih relatif kecil dibandingkan total penjualan perusahaan. 

Dari total penjualan Rp 4 triliun hingga kuartal III-2024, ekspor hanya menyumbang Rp 8,4 miliar. 

Dengan asumsi penjualan domestik mencapai Rp 5 triliun pada 2025 dan ekspor ke AS sebesar Rp 436 miliar (berdasarkan estimasi penjualan US$ 26,8 juta dengan kurs Rp 16.300), kontribusi ekspor diperkirakan tetap di bawah 10%.

Fath menilai bahwa meskipun terjadi kenaikan tarif lebih tinggi di masa depan, dampaknya terhadap kinerja keseluruhan DRMA masih akan terbatas. 

Oleh karena itu, strategi diversifikasi pasar dan peningkatan daya saing produk tetap menjadi kunci bagi emiten otomotif Indonesia dalam menghadapi dinamika perdagangan global.

Selanjutnya: Pabrik Baru Beroperasi di 2025, Cek Rekomendasi Saham Indah Kiat Pulp & Paper (INKP)

Menarik Dibaca: Jadwal KRL Jogja-Solo Pada 4 Sampai 5 Februari 2025, Catat Moms!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×