Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Trisula International Tbk mengerem penambahan gerai retail. Tahun ini, emiten berkode saham TRIS di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini lebih memilih renovasi dan mendandani gerai.
Sekretaris Perusahaan Trisula International Ciu Ping Thio mengatakan, TRIS akan lebih memperkuat kinerja dari gerai-gerai yang ada. "Ekspansi gerai tidak terlalu besar, kami fokus ke gerai yang produktif. Optimalisasi dari sisi produk diperbaharui, disesuaikan dan memperkuat brand," ujar Ciu.
Catatan KONTAN, Trisula International memiliki lebih dari 300 gerai dengan beragam merek yang tersebar di beberapa lokasi di Indonesia. Namun, sejak akhir tahun lalu, Trisula International tidak lagi menjajakan brand Man Club lantaran respon pasar ke produk ini kurang baik.
"Kayaknya untuk saat ini kami fokus dulu di JOBB dan Jack Niclaus. Itu juga, (redesign) namun tidak mengubah 100%, yang jelas ada juga produk baru untuk create market," kata Ciu.
Perlu diketahui, sektor ritel memang menjadi salah satu bisnis yang diandalkan Trisula International. Selain industri ritel dan garmen, perusahaan ini juga memiliki bisnis lainnya di sektor properti, bahan tekstil dan furnitur. "Garmen masih paling besar lah 70-80% baru kemudian ritel dan ada sedikit FMCG (fast moving consumer goods)," ujar Ciu.
Beberapa waktu yang lalu Trisula International membuat gebrakan bisnis dengan mengakuisisi 40% saham milik PT Gita, produsen makanan ringan asal Solo, Jawa Tengah. PT Gita bukan pemain baru dalam bisnis FMCG. Produk-produk dari perusahaan tersebut secara rutin memasok makanan ringan ke ritel modern seperti Indomaret, Alfamart dan Alfamidi yang biasanya berbentuk house brand.
Pilihan Trisula International untuk terjun ke bisnis makanan ringan dengan menjadi single majority investor PT Gita selain karena chemistry dan kecocokan karakter, juga karena prospek bisnis PT Gita sangat menarik. Bahkan demi memperkuat posisi bisnis PT Gita, Trisula International akan membantu dengan membuka cabang di Bali, Pekanbaru, Palembang, dan Lampung.
Penjualan online naik
Perkembangan teknologi digital membuat Trisula Intenational ingin menggenjot penjualan di pasar digital. Sampai kuartal III tahun lalu, kontribusi penjualan online terhadap pendapatan perusahaan ini masih sekitar 2%.
Trisula International berharap dapat meningkat penjualan online di tahun ini seiring perbaikan dan penambahan infrastruktur. Ciu menyebut porsi jualan online diharapkan bisa lebih dari 5% tahun ini. Untuk itu, perusahaan ini terus aktif di sosial media.
Selama ini TRIS mengandalkan platform penjualan online dan menggandeng beberapa marketplace. Misalnya saat ini mereka sudah memiliki kerjasama dengan Lazada, Zalora, dan JD.id.
Untuk memaksimalkan penjualan manajemen Trisula International melakukan penambahan tim untuk mendongkrak penjualan online. "Tentu dengan e-commerce semakin berkembang ya kami harus beradaptasi. Ya secara pendapatan saat ini masih kecil, tetapi kami sangat optimistis," kata Ciu.
Sekadar informasi, hingga kuartal III-2017 lalu, Trisula International mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 19,4% menjadi Rp 572,14 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Dari jumlah tersebut, pendapatan bisnis ritel domestik mencapai Rp 129,49 miliar atau turun 9,5% dibandingkan dengan periode sama tahun 2016.
Walau kinerja bisnis di tahun lalu masih kurang memuaskan, Ciu mengatakan di 2018, manajemen Trisula International optimistis pertumbuhan bisnis akan positif yakni dengan membukukan kenaikan hingga 10%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News