Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) optimistis dengan kinerja produksi minyak kelapa sawit mentah alias crude palm oil (CPO) di tahun 2024.
Asal tahu saja, produksi CPO diproyeksi akan lesu di tahun 2024. Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) memperkirakan produksi CPO akan turun 5%-10% di tahun ini.
Menurut Apkasindo, penurunan produksi itu disebabkan aktivitas agronomis sepanjang tahun 2022 dan 2023, seperti minimnya pemupukan dan faktor iklim. Tidak membaiknya harga CPO pun akan berdampak pada harga tandan buah segar (TBS) yang rendah.
Sekretaris Perusahaan TAPG Joni Tjeng mengatakan, estimasi produksi CPO dan TBS TAPG masih akan sedikit meningkat di tahun 2024. Sebab, meskipun masih terdapat efek El Nino di tahun 2023, namun iklim 2024 diperkirakan cenderung netral.
TAPG pun memperkirakan akan ada pertumbuhan produksi CPO dan TBS sebesar single digit di tahun 2024.
“Strategi utama TAPG pada tahun 2024 masih pada penerapan good agricultural practice dan pemupukan yang optimal untuk memaksimalkan produksi pada saat umur tanaman pada masa peak,” ujar Joni kepada Kontan, Rabu (24/1).
Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham Emiten CPO di Tengah Proyeksi Lesunya Produksi Tahun Ini
Untuk tahun 2024, TAPG masih memperkirakan harga CPO berada pada level yang relatif tinggi dibandingkan rata-rata 5 tahun terakhir.
Terkait biaya, khususnya pupuk, TAPG memprediksi harga pupuk akan turun dengan level yang akan berada di bawah tahun 2023.
“Berdasarkan faktor-faktor tersebut, TAPG memperkirakan performa 2024 akan lebih baik dibandingkan 2023,” ungkapnya.
Menurut Joni, TAPG belum memiliki rencana untuk melakukan aksi korporasi di tahun 2024.
“Namun, TAPG tidak menutup aksi korporasi di tahun 2024 seiring dengan peluang dan tantangan yang akan terjadi di tahun 2024,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News