Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Produk reksadana terproteksi meramaikan pasar reksadana menjelang tutup tahun ini. Salah satunya, PT Trimegah Asset Management yang bakal menerbitkan reksadana bernama TRAM terproteksi Prima XI.
Direktur Trimegah Asset Management, Sjane Like Kaawoan mengatakan, instrumen tersebut memiliki aset dasar ORI010. Sedangkan, bank kustodian yang digunakan adalah PT Bank Negara Indonesia (BNI). "Instrumen ini memberikan indikasi return 6,5% hingga 7,5% per tahun," kata Like, Rabu (20/11).
Rencananya, Trimegah akan meluncurkan reksadana ini dalam waktu dekat. Sepanjang tahun ini, Trimegah Asset Management menargetkan bisa meraup total dana kelolaan sebesar Rp 6 triliun.
PT Sucorinvest Asset Management juga meluncurkan dua reksadana terproteksi, November ini. Kendati diluncurkan sekarang, Juntrihary Mastoto Fairly, Fund Manager PT Sucorinvest Asset Management mengakui, proses pengajuan izin penerbitan dua reksadana terproteksi di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah berlangsung cukup lama. "Kami melihat kondisi pasar saat itu sedang tidak kondusif sehingga kami menggalang komitmen pasar terlebih dahulu dan baru meluncurkan sekarang," kata Juntrihary.
Hingga akhir tahun, Sucorinvest menargetkan bisa menggenggam total dana kelolaan senilai Rp 3,5 triliun. Akhir Oktober lalu, total dana kelolaan perusahaan investasi ini mencapai sekitar Rp 3,2 triliun yang terdiri dari reksadana konvensional dan terproteksi.
Viliawati, analis Infovesta Utama bilang, prospek reksadana terproteksi masih cukup menarik. Harga obligasi yang terkoreksi cukup dalam sepanjang tahun ini berpotensi memberikan capital gain atau keuntungan dari kenaikan harga kepada investor.
Obligasi cukup menarik dijadikan aset dasar reksadana terproteksi khususnya obligasi yang sudah terdiskon di bawah harga par. "Sehingga selain memperoleh penghasilan dari kupon, investor juga dapat memperoleh capital gain dari obligasi pada saat jatuh tempo," kata Vilia.
Reksadana terproteksi ini juga menjadi senjata yang cukup ampuh bagi manajer investasi untuk menaikkan dana kelolaan. Menurut Vilia, di tengah fluktuasi reksadana saham dan campuran, pergerakan reksadana terproteksi relatif cukup stabil.
Selain Trimegah dan Sucorinvest, manajer investasi lain seperti Bahana TCW Investment Management, Mandiri Manajemen Investasi dan Batavia Prosperindo Aset Manajemen juga berniat merilis reksadana terproteksi.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, total dana kelolaan reksadana terproteksi per 8 November 2013 mencapai Rp 39,11 triliun dari 304 produk reksadana terproteksi. Nilai itu naik dibandingkan akhir Agustus 2013 yang hanya Rp 38 triliun dengan total 295 produk reksadana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News