Reporter: Danielisa Putriadita, Selvi Mayasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Trimegah Asset Management, Kamis (5/12) meluncurkan reksadana pendapatan syariah, yaitu Trimegah Dana Tetap Syariah. Reksadana ini bertujuan untuk memperoleh pertumbuhan nilai investasi yang optimal dalam jangka panjang sesuai dengan prinsip syariah melalui investasi pada efek pendapatan tetap syariah.
Direktur Utama Trimegah AM Anthony Dirga menjelaskan, alokasi portofolio akan ditempatkan pada efek pendapatan tetap syariah termasuk sukuk sebesar 80%-100%. Sementara, sekitar 0%-20% akan ditempatkan pada efek syariah bersifat ekuitas dan instrumen pasar uang syariah dalam negeri yang memiliki jatuh tempo tidak lebih dari 1 tahun atau deposito.
Head of Fixed Income Trimegah Asset Management, Darma Yudha menjelaskan, strategi pengelolaan reksadana ini akan fokus pada surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk dari pada sukuk korporasi. "Untuk tahap awal kami akan alokasikan 95% ke sukuk negara," kata Yudha.
Baca Juga: Bank asing minta pemberian pinjaman fintech diperketat, kenapa?
Di satu sisi sukuk korporasi tidak menjadi aset portofolio reksadana ini karena likuiditas sukuk korporasi kalah dengan likuiditas sukuk negara. "Kami condong ke sukuk negara karena ingin menjaga likuiditas," kata Yudha.
Saat ini, Yudha condong memilih sukuk dengan tenor tiga tahun ke atas. Alasannya, semakin panjang durasi akan berpotensi menghasilkan imbal hasil yang lebih tinggi. Yudha mengatakan saat ini tenor yang lebih panjang akan terapresiasi lebih cepat ketika suku bunga bergerak turun.
Di tahun depan, Yudha memproyeksikan Bank Indonesia berpotensi menurunkan suku bunga sebanyak dua kali. Dengan begitu, yield acuan tenor 10 tahun berpotensi turun ke 6,25% di tahun depan. Sentimen lain yang mendukung penurunan yield juga datang dari likuiditas perbankan yang menguat dan berpotensi banyak membeli surat utang negara (SUN).
Baca Juga: Ini produk reksadana pasar uang yang unggul di bulan November
Dengan pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi yang masih terjaga, Yudha juga optimistis investor asing akan membanjiri pasar obligasi termasuk sukuk. Yudha berharap instrumen pasar obligasi syariah bisa mendukung pertumbuhan kinerja reksadana ini di rentang 7%-9% untuk sepanjang tahun depan.
Antony Dirga, Direktur Utama Trimegah Asset Management menambahkan, potensi pertumbuhan kinerja dan dana kelolaan reksadana pendapatan syariah masih terbuka lebar. Antony mencatat sejak 2013 sampai 2018, perbankan syariah menunjukkan pertumbuhan sekitar 15% per tahun. Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan perbankan secara keseluruhan yang sekitar 10% per tahun. Di periode yang sama, reksadana syariah mencatat pertumbuhan dana kelolaan sekitar 20% per tahun.
Antony menargetkan dana kelolaan Reksadana Trimegah Dana Tetap Syariah bisa mencapai Rp 200 miliar hingga Rp 300 miliar di tahun depan. Hingga akhir November, jumlah dana kelolaan reksadana syariah di Trimegah AM berada di bawah Rp 1 triliun.
Baca Juga: Ada window dressing, analis proyeksikan IHSG bisa menuju 6.200-6.300
Sementara, dana kelolaan reksadana Trimegah AM secara keseluruhan mencapai Rp 19 triliun di akhir November. Antony memproyeksikan dana kelolaan di 2020 bisa tumbuh 15%. Saat ini porsi investor di Trimegah AM sebanyak 80% berasal dari investor institusi dan sisanya investor ritel.
Antony meyakini produk-produk reksadana syariah akan semakin diminati oleh para investor selain karena prinsip syariah yang melandasinya, juga karena return yang kompetitif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News