kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tren suku bunga tinggi, emiten mencari dana melalui RDPT


Kamis, 26 Juli 2018 / 08:30 WIB
Tren suku bunga tinggi, emiten mencari dana melalui RDPT


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan suku bunga acuan menyebabkan emiten mencari pendanaan alternatif di luar obligasi dan pinjaman bank. Saat suku bunga tinggi, biaya penerbitan obligasi atau berutang ke bank jadi mahal. Sejumlah emiten lantas mencari dana dengan menerbitkan reksadana penyertaan terbatas (RDPT).

PT Jasa Marga Tbk (JSMR) salah satu yang memanfaatkan RDPT untuk meraup pendanaan. Operator jalan tol pelat merah ini berencana kembali menerbitkan RDPT.

Direktur Keuangan JSMR Donny Arsal mengatakan, perusahaan ini akan membuka fase kedua senilai Rp 1,55 triliun. Tingkat pengembalian investasi setara internal rate of return (IRR) 10,25% setahun dengan jangka waktu investasi lima tahun. Sebelumnya, tahap pertama, JSMR menerbitkan RDPT senilai Rp 1,4 triliun pada Juli lalu.

Emiten konstruksi pelat merah PT Waskita Karya Tbk (WSKT) baru-baru ini juga menerbitkan instrumen RDPT untuk pendanaan anak usahanya, Waskita Toll Road (WT). Pada April lalu, hal serupa pernah dilakukan dan berhasil meraih dana Rp 5 triliun.

Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan, di tengah suku bunga yang tinggi dan pasar volatil, RDPT menjadi skema yang menarik bagi emiten. RDPT merupakan reksadana yang dikhususkan untuk sektor riil.

Selain itu, kata Hans, dibandingkan dengan pinjaman   perbankan, pendanaan lewat skema RDPT bagi sektor konstruksi lebih menarik. Sebab, biasanya proyek infrastruktur merupakan proyek jangka panjang. Sementara pendanaan melalui perbankan kebanyakan hanya bisa dilakukan jangka pendek. "Yang susah memang mencari investor," kata Hans, Rabu (25/7).

Maklum, bagi investor, RDPT agak riskan. Risikonya, jika proyek mangkrak di tengah jalan, investor bisa rugi.

Analis Profindo Sekuritas Indonesia Yuliana mengatakan, pendanaan melalui RDPT lebih murah dan atraktif. "RDPT akan menyokong emiten konstruksi dari sisi operasional," ujar dia, kemarin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×