Sumber: CoinDesk | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Tren kenaikan harga Bitcoin terhenti pada Rabu (13/10). Harga aset tertua di dunia ini jatuh ke level US$ 54.000.
Mengacu data CoinDesk, harga Bitcoin pada Rabu pukul 21.25 WIB ada di US$ 54.952,35 atau turun 3,64% dibanding posisi 24 jam sebelumnya. Angka ini menjauh dari level tertinggi di Selasa (14/10) US$ 57.000.
Sementara berdasarkan laman Indodax, harga 1 Bitcoin dalam rupiah pada Rabu pukul 21.25 WIB ada di Rp 783,001 juta. Sedang mengutip Bitcoin.co.id, harga 1 Bitcoin Rp 783 juta.
Melansir CoinDesk, analis mengatakan, pembelian ekstrem Bitcoin di pasar bisa berarti reli segera kehabisan tenaga.
Baca Juga: Gusur China, AS jadi pusat penambangan Bitcoin terbesar di dunia
Mereka menunjuk ke Bitcoin Fear & Greed Index, yang memasuki wilayah "ketamakan ekstrem" minggu lalu dan berada di level tertinggi sejak awal September, yang mendahului aksi jual tajam Bitcoin.
Pernyataan CEO JPMorgan Jamie Dimon, Senin (11/10), juga berkontribusi pada suasana hati yang buruk di pasar kripto. Dimon menyatakan, pemerintah akan mengatur Bitcoin, yang menurutnya secara pribadi, “tidak berharga”.
Di sisi regulasi, “Krisis energi di China menyebabkan peningkatan pengawasan terhadap proyek pertambangan kripto di berbagai wilayah, seperti penyitaan mesin pertambangan yang tidak digunakan di Mongolia Dalam,” tulis WuBlockchain, seperti dikutip CoinDesk.
Beberapa analis menganggap reli harga kripto baru-baru ini didorong oleh spekulasi lanjutan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) akan menyetujui ETF Bitcoin, meskipun yang lain skeptis persetujuan akan memiliki efek menguntungkan bagi harga Bitcoin.
“Pasar terlalu menekankan komentar (Ketua SEC) Gary Gensler tentang dukungan untuk ETF Bitcoin dan masa depannya,” Jeff Dorman, Chief Invesment Officer Arca, kepada CoinDesk.
Selanjutnya: Pernyataan CEO JPMorgan ini bikin harga Bitcoin terjungkal hampir 5%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News