Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Harga tembaga naik tipis setelah melorot sehari sebelumnya. Penguatan itu berasal dari antisipasi pelaku pasar akan kembali melonjaknya indeks dollar Amerika Serikat (AS).
Mengutip Bloomberg, Rabu (4/3) pukul 12:00 waktu Hong Kong, harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange naik 0,5% ke US$ 5.850 per metrik ton. Harga ini melambung 1,3% dalam sepekan terakhir.
Pelaku pasar wait and see menjelang publikasi data ekonomi AS dan Tiongkok. Di AS misalnya, otoritas setempat akan mengumumkan angka pengangguran mingguan, pada Kamis (5/3), yang diperkirakan naik menjadi 319.000 dari pekan sebelumnya 314.000. Pada Jumat (6/3) nanti, rilis data non-farm payroll AS Februari 2015 juga diperkirakan merosot menjadi 241.000 daripada posisi Januari sebanyak 257.000.
Adapun China melalui Perdana Menteri Li Keqiang diprediksi mengumumkan target pertumbuhan ekonomi negara itu hanya 7% pada tahun ini. Pernyataan ini segera disampaikan dalam Kongres Rakyat Nasional tahunan.
Ibrahim, Analis dan Direktur Equilibrium Komoditi Berjangka, mencatatkan, kondisi pasar saat ini hanya memberikan peluang bagi investor mengambil posisi jual. Aksi ini bisa ditempuh sebelum harga komoditas terlempar lagi dalam waktu dekat.
"Selain itu, dalam pernyataan Yellen, Rabu (4/3), yang tidak membahas suku bunga meredam perhatian pasar akan USD. Ini sedikit mendorong tembaga," ujar Ibrahim.
Tapi penguatan ini diproyeksikan tak bertahan lama. "Besok harga tembaga kemungkinan kembali terkoreksi, sama seperti komoditas lainnya," tambah Ibrahim. Dia melihat, grafik indeks dollar AS masih menunjukkan tren bullish. Kontras dengan teknikal tembaga yang masih dalam tren bearish.
Pelaku pasar hanya fokus pada kemungkinan suku bunga AS naik dan hal ini mementahkan beragam sentimen positif lain. "China dan Eropa tersingkir dari perhatian, sehingga sentimen positif dari kedua pihak ini seperti tak berpengaruh. Semua hanya soal AS," jelas Ibrahim.
Secara fundamental, perdagangan tembaga dan semua komoditas lain yang memakai mata uang USD menyebabkan perekonomian AS menjadi fokus utama. Saat ini, pelaku pasar mengamati setiap data ekonomi AS. Apapun data ekonomi yang diumumkan, berpotensi mempengaruhi kebijakan The Fed.
Kebijakan itu akan berpengaruh pada kenaikan suku bunga yang sudah begitu dinantikan. "Harga tembaga hari ini (5/3) akan turun dan bergulir US$ 5.790 hingga
US$ 5.855 per metrik ton," duga Ibrahim. Sepekan mendatang, tembaga bisa dalam rentang support-resistance US$ 5.500-US$ 5.890 per ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News