Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Dalam tiga hari berturut-turut, harga tembaga tergelincir. Biang keroknya, stok tembaga di London Metal Exchange melonjak. Pasar juga mengantisipasi data HSBC manufaktur China serta pidato Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (AS) alias The Fed terkait kenaikan suku bunga.
Mengutip Bloomberg, Selasa (24/2), pukul 10.01 waktu Hong Kong, harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange turun 0,5% ke US$ 5.642 per metrik ton dibandingkan penutupan hari sebelumnya. Sepekan terakhir, harga tembaga juga merosot tipis 0,1%.
Ibrahim, Direktur PT Equilibrium Komoditi Berjangka, mengatakan, fokus pasar terpusat ke China dan Amerika Serikat (AS). Rapat yang diadakan Bank Sentral AS pada Selasa (24/2) dan Rabu (25/2) waktu setempat, diprediksi bakal menjelaskan kenaikan suku bunga tetap akan dilaksanakan. Pasar menanti kepastian waktu pelaksanaannya. “Pelaku pasar mengambil posisi antisipasi dan memilih USD,” kata Ibrahim.
Efeknya, indeks dollar AS terus melambung ke level 94,72. Bahkan menjelang pernyataan Janet Yellen, Ibrahim memprediksi, index USD melambung ke 95,50. Kuatnya dollar AS jelas membuat harga tembaga melemah.
Tekanan juga datang dari antisipasi pengumuman data HSBC manufaktur China Januari 2015 yang diprediksi melambat ke 49,6. Sedangkan Desember 2014 masih di 49,7. "Ekonomi China masih kontraksi,” papar Ibrahim.
Imbasnya permintaan komoditas dari China menurun. Berdasarkan stok yang tercatat di London Metal Exchange, telah terjadi kenaikan stok tembaga menjadi 299.675 metrik ton. Angka ini yang tertinggi sejak Februari 2014.
Di sisi lain, Presiden European Central Bank (ECB) alias Bank Sentral Eropa Mario Draghi akan memberikan pernyataan mengenai kesepakatan Yunani dan Eropa. Terkait perpanjangan bailout Yunani selama empat bulan, menurut Ibrahim, ini memberikan sentimen positif bagi tembaga, meskipun tak sekuat sentimen China.
Secara teknikal, Ibrahim melihat tembaga masih bearish. Saat ini, moving average dan bollinger band bergerak 20% di atas bollinger bawah. Stochastic di level 70% negatif.
Sedangkan RSI dan MACD wait and see. Sepekan ke depan, Ibrahim menduga harga tembaga di US$ 5.500 sampai US$ 5.600 per ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News