Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mencatat penerbitan obligasi sepanjang Januari – November 2025 hampir menyentuh Rp 200 triliun. Lonjakan ini seiring dengan tren penurunan suku bunga sepanjang tahun 2025.
Direktur Utama Pefindo, Irmawati Amran bilang, penerbitan surat utang korporasi pada Januari – November 2025 sebesar Rp 198,81 triliun, naik 56,88% secara year on year (yoy) dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencatat Rp 126,73 triliun.
Secara rinci berdasarkan sektor, penerbitan obligasi terbesar berasal dari sektor multifinance sebesar Rp 37,98 triliun, perbankan Rp 33,85 triliun, pulp dan kertas Rp 32,16 triliun, pertambangan Rp 24,2 triliun, dan pembiayaan non-multifinance Rp 22,04 triliun.
Baca Juga: Lima Saham Ini Disuspensi BEI Akibat Lonjakan Harga, Ini Saran Analis
“BUMN yang menerbitkan surat utang totalnya Rp 65,65 triliun dan non-BUMN sudah Rp 133,15 triliun. Ini menunjukkan aktivitas penggalangan dana untuk non-BUMN menunjukkan peningkatan signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya,” ujar Irma dalam Media Forum, Selasa (16/12).
Berdasarkan tujuannya, penerbitan surat utang korporasi digunakan untuk modal kerja sebesar Rp 124,27 triliun (62,51%), refinancing sebesar Rp 57,58 triliun (28,96%), dan investasi sebesar Rp 16,90 triliun (8,50%).
Jika dilihat berdasarkan peringkat, penerbitan surat utang korporasi didominasi oleh perusahaan dengan peringkat AAA sebanyak 58,61%, perusahaan peringkat A sebesar 28,45%, perusahaan peringkat AA sebesar 12,38%, perusahaan dengan peringkat BBB sebanyak 0,56%.
“Tahun ini ada 102 jumlah emiten yang menerbitkan surat utang,” ungkap Irma.
Berdasarkan data Pefindo, jumlah emiten penerbit surat utang tahun ini menjadi yang tertinggi dalam 6 tahun terakhir. Pada tahun 2020 tercatat sebanyak 74 perusahaan yang menerbitkan obligasi, tahun 2021 sebanyak 72 perusahaan, tahun 2022 sebanyak 92 korporasi, tahun 2023 sebanyak 72 emiten, dan tahun 2024 sebanyak 84 korporasi.
Selanjutnya, berdasarkan tenor, obligasi tenor 5 tahun sebanyak 30,63%, obligasi tenor 3 tahun sebanyak 29,85%, obligasi tenor 1 tahun sebanyak 24,27%, dan obligasi tenor 7 tahun sebanyak 12,96%.
Selanjutnya: KSPI Menolak Penetapan UMP 2026 yang Mengacu pada Aturan Baru
Menarik Dibaca: Harga Emas Tergelincir Setelah Reli Lima Hari karena Profit Taking
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













