kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tren bullish CPO masih bisa berlanjut


Rabu, 13 September 2017 / 20:43 WIB
Tren bullish CPO masih bisa berlanjut


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - Harga komoditas minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) terus menunjukkan tren penguatan sejak tiga hari terakhir. Bahkan kini harganya sudah menembus level tertingginya sejak pertengahan tahun 2016. Penurunan pasokan dan kenaikan permintaan mampu melambungkan harga.

Mengutip Bloomberg, Rabu (13/9), harga CPO kontrak pengiriman November 2017 di Malaysia Derivative Echange melonjak 1,55% menjadi RM 2.873 per metrik ton. Sepanjang pekan ini, harga minyak sawit bahkan sudah melompat 4,02%.

Agus Chandra, Analis PT Monex Investindo Futures melihat tren kenaikan ini terjadi karena produksi Malaysia bulan Agustus dilaporkan turun 0,9% dari Juli menjadi 1,81 juta ton. Penguatan harga juga semakin ditopang oleh ekspor Negeri Jiran yang meningkat. Surveyor kargo Intertek Testing Services mengatakan ekspor CPO periode 6-10 September naik 6,9 % menjadi 1,49 juta ton.

“Bulan Agustus meskipun terjadi penurunan produksi tetapi ekspornya tetap naik,” ujarnya, Rabu (13/9).

Meningkatnya ekspor mencerminkan tingginya tingkat permintaan. Kenaikan permintaan ini datang dari China dan India. Menjelang festival Diwali dan pertengahan musim gugur di bulan Oktober, permintaan biasanya memang selalu naik.

Meski sudah mengukir level tertinggi, tetapi Agus melihat, penguatan lanjutan masih berpeluang terjadi. Saat ini, sinyal koreksi teknikal masih belum terlihat. Menurutnya kalau harga sudah menembus RM 2.910 per metrik ton, baru ada peluang koreksi.

Kata Agus, sejauh ini pasar masih belum merespons keputusan Parlemen Uni Eropa untuk menolak penggunaan minyak sawit mentah. Walaupun aturan tersebut telah membuat beberapa perusahaan CPO di Indonesia dan Malaysia bergegas untuk membidik pasar baru, tetapi harga masih tetap melambung. “Kalau nanti pasokan dan permintaan mulai terpengaruh baru itu akan menjadi fokus pasar,” terangnya.

Sejauh ini dari dalam negeri, pemerintah Indonesia mulai gencar berekspansi ke Rusia. Sekitar awal bulan lalu telah ditandatangani kesepakatan dengan Rostec untuk menukar komoditas termasuk kelapa sawit dengan beberapa pesawat Jet Sukhoi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×