kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Naik tajam, harga CPO rawan koreksi


Rabu, 13 September 2017 / 17:34 WIB
Naik tajam, harga CPO rawan koreksi


Reporter: Nathania Pessak | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - Kenaikan permintaan dari India dan bertumbuhnya ekspor Malaysia mengerek harga minyak sawit (CPO) ke posisi tertinggi.

Mengutip Bloomberg, Rabu (13/9), harga CPO kontrak pengiriman November 2017 di Malaysia Derivative Echange melonjak 1,55% menjadi RM 2.873 per metrik ton. Sepanjang pekan ini, harga minyak sawit bahkan sudah melompat 4,02%.

"Impor minyak sawit India bulan Agustus naik sekitar 4% menjadi 868.744.000 ton year on year (yoy). Ini yang menjadi salah satu sentimen positift bagi kenaikan harga CPO," kata Research & Analyst Asia Tradepoint Deddy Yusuf Siregar, hari ini (13/9).

Selain itu, Deddy menyebut, data Intertek Testing Services periode 6-10 September menunjukkan kenaikan ekspor CPO Malaysia hingga 6,9%. "Dua sentimen ini yang menjadi sentimen positif bagi CPO," ujarnya.

Apalagi, peningkatan stok seimbang dengan pertumbuhan tingkat permintaan. Ini jadi positif bagi harga. Sebagai catatan, cadangan CPO Malaysia pada Agustus naik 8,79% dari bulan Juli sebesar 1,94 juta toni. "Stok memang naik, tetapi diimbangi dengan permintaan, ini positif," kata Deddy.

Kendati demikian, Deddy bilang, harga yang sudah mencapai level tertinggi baru ini tentu rawan koreksi. Pasalnya, meski CPO berada dalam tren bullish, tetapi pelaku pasar saat ini lebih memilih fokus pada data minyak kedelai yang akan dirilis oleh Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA).

"Produksi minyak kedelai AS periode bulan September ini diprediksi meningkat sekitar 4.431 miliar karung," ungkap Deddy.

Apabila kenaikan produksi minyak kedelai terjadi, tentu harga minyak kedelai akan lebih murah. Hal ini akan dimanfaatkan pasar untuk beralih dari CPO ke minyak kedelai. "Ini yang harus diwaspadai," himbau Deddy.

Minyak kedelai merupakan substitusi dari CPO sebagai energi alternatif. Adapun CPO biasa digunakan untuk pembuatan biodiesel dan minyak kedelai untuk bahan ethanol.

Selain itu, Deddy juga bilang dilihat dari teknikalnya, CPO berpotensi terkoreksi karena sudah berada di posisi tertinggi. "CPO ini ada di area resistance krusial. jadi akan ada aksi profit taking," imbuhnya.

Prediksi Deddy, besok (14/9) harga CPO berpotensi melemah di rentang RM 2.800-RM 2.857 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×