kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Tren bearish bayangi gerak harga CPO


Sabtu, 15 April 2017 / 13:47 WIB
Tren bearish bayangi gerak harga CPO


Reporter: Namira Daufina | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Harga crude palm oil (CPO) kembali menukik ke level terendahnya sejak Oktober 2016. Kemarin (13/4), harga CPO kontrak pengiriman Juni 2017 di Malaysia Derivative Exchange tergerus 0,89% ke RM 2.566 per metrik ton dibanding hari sebelumnya. Bahkan dalam sepekan terakhir, harga CPO merosot hingga 5,24%.

Harga minyak sawit mentah merosot lantaran tertekan sentimen negatif penurunan ekspor Malaysia sepanjang dua bulan terakhir. Penurunan ekspor Malaysia ini memperkuat indikasi permintaan CPO global melemah. Alhasil, kekhawatiran pelaku pasar pasokan CPO global bakal banjir pun makin besar.

Sebagai gambaran, data Malaysia Palm Oil Board menyebutkan, pengiriman CPO Malaysia di periode Februari-Maret 2016 mencapai 2,5 juta ton. Sementara tahun ini hanya sebesar 2,4 juta ton.

Artinya terjadi penurunan daya beli pada CPO. "Kalau melihat faktor ini, tampaknya sepanjang pekan depan harga CPO masih bisa koreksi," kata Deddy Yusuf Siregar, Research & Analyst Asia Tradepoint Futures, kemarin.

Saat permintaan CPO global berkurang, ekspor CPO ke pasar global justru bertambah. Cargo Surveyor Societe Generale de Surveillance melaporkan, ekspor CPO Malaysia yang mereka tangani di periode 1-10 April 2017 naik 24,8% menjadi 250.481 ton, dibanding periode yang sama bulan sebelumnya. Laporan ini sejalan dengan catatan Intertek, bahwa ekspor CPO Malaysia yang mereka tangani di periode tersebut melambung 21% menjadi 254.141 ton dibanding bulan sebelumnya.

Rencana Parlemen Eropa menolak impor biofuel berbahan baku CPO pada 2020 mendatang turut memberikan tekanan bagi harga. Memang, saat ini, pengaruhnya pada harga tidak terlalu besar.

Tapi, spekulasi ini ikut menjegal peluang harga CPO naik lebih tinggi. "Selama harga belum menembus RM 2.850 per metrik ton, kecenderungan turun masih terbuka," prediksi Deddy.

Meski harga turun, penurunannya diprediksi akan terbatas. Sebab, koreksi signifikan harga CPO membuka kesempatan bagi pelaku pasar untuk melakukan bargain hunting, sehingga harga CPO mudah naik lagi.

Program B30 Indonesia yang membutuhkan sekitar 13 juta ton CPO sepanjang 2017 akan menjadi faktor pendorong kenaikan harga CPO ke depan. "Pasar juga menanti naiknya permintaan jelang Ramadan bulan depan. Tren kenaikan harga CPO mulai terlihat walau tetap di rentang sempit, sebelum ada bukti kenaikan permintaan yang nyata di pasar," kata Deddy.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×