kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.310.000   -177.000   -7,12%
  • USD/IDR 16.605   -5,00   -0,03%
  • IDX 8.153   -85,53   -1,04%
  • KOMPAS100 1.129   -15,68   -1,37%
  • LQ45 806   -13,59   -1,66%
  • ISSI 288   -1,98   -0,68%
  • IDX30 422   -6,44   -1,50%
  • IDXHIDIV20 481   -5,50   -1,13%
  • IDX80 125   -1,86   -1,47%
  • IDXV30 134   -0,30   -0,22%
  • IDXQ30 134   -1,81   -1,33%

Transisi Energi Melalui FSRU Topang Kinerja PGN (PGAS), Cermati Rekomendasi Sahamnya


Rabu, 22 Oktober 2025 / 16:36 WIB
Transisi Energi Melalui FSRU Topang Kinerja PGN (PGAS), Cermati Rekomendasi Sahamnya
ILUSTRASI. Kapal Floating Storage Regasification Unit (FSRU) Lampung milik Perusahaan Gas Negara (PGN) menerima kargo LNG.


Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN mendorong transisi energi Tanah Air melalui fasilitas Floating Storage Regasification Unit (FSRU) yang dioperasikan PT Nusantara Regas (NR).

Adapun PT NR merupakan perusahaan patungan PGAS dengan kepemilikan sebesar 40% dan Pertamina sebesar 60%. Salah satu fasilitas FSRU yang dimiliki adalah FSRU Jawa Barat yang berlokasi di Teluk Jakarta.

Analis Panin Sekuritas, Andhika Audrey mencermati, FSRU Jawa Barat ini memiliki peranan penting bagi persediaan listrik bersih di wilayah Jakarta. 

"FSRU Jawa Barat mampu menerima pasokan LNG (gas alam cair) sebesar 125 ribu m³ – 175 ribu m³," paparnya dalam riset 22 September 2025.

Baca Juga: Lirik Rekomendasi Saham PGN (PGAS) di Tengah Volatilitas Harga Gas Alam Dunia

Fasilitas ini juga mengolah LNG menjadi CNG (gas alam terkompresi) hingga 500 MMSCFD, yang sebagian besar dibeli dari Blok Mahakam dan Tangguh dengan perjanjian kontrak jangka panjang.

Kemudian, gas alam disalurkan melalui jaringan pipa bawah laut sepanjang 15 km ke Onshore Receiving Facility (ORF) Muara Karang dan disalurkan ke Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Muara Karang, Tanjung Priok, dan Muara Tawar. Ini menyokong kebutuhan listrik Jakarta hingga 70%.

Lebih lanjut, manajemen menyebut, FSRU Jawa Barat telah menerima 40 kargo LNG selama 2024 dengan total distribusi gas sebesar 89,54 juta MMBTU.

Analis MNC Sekuritas, Christian Sitorus pun melihat, FSRU ini memiliki peran penting dalam memastikan stabilitas pasokan di Jawa, sambil menggantikan bahan bakar minyak.

Ia bilang, berkat teknologi konversi berkecepatan tinggi dan konektivitas bawah laut, FSRU ini mampu mencapai efisiensi regasifikasi 100%.

"Hal ini menjadikan PGAS fondasi utama dalam peralihan jangka panjang Indonesia menuju energi bersih," terang Christian dalam riset 19 September 2025.

Baca Juga: PGN (PGAS) Tak Terdampak Langsung Volatilitas Harga Gas Alam, Simak Rekomendasinya

Lebih lanjut, ia mencermati FSRU ini juga berperan sebagai penyangga selama terjadi gangguan pada jaringan pipa domestik. 

Contohnya, pada Agustus 2025, PGAS berhasil mengoptimalkan operasi melalui swap deal dengan produsen lain untuk menjaga pasokan gas ke PLN. Menurut Christian, fleksibilitas ini menegaskan peran FSRU dalam meminimalkan risiko operasional.

Namun demikian, Analis CGS International Sekuritas, Bob Setiadi mengatakan, penurunan pasokan dari Blok Corridor berpotensi membuat PGAS masih bergantung pada LNG untuk memenuhi volume penjualan di pasar utama Jawa Barat.

"PGAS menyampaikan dalam analyst call 5 Mei 2025, sekitar 20% pasokan distribusi gas tahun 2025 akan dipenuhi menggunakan LNG," ungkapnya dalam riset 22 Agustus 2025.

Dengan begitu, Bob memandang PGAS kemungkinan akan menetapkan harga secara konservatif demi menjaga permintaan jangka panjang.

Adapun manajemen mengatakan, sebagian besar umpan balik ( feedback) pelanggan terbaru berfokus pada stabilitas pasokan gas dan harga jangka panjang.

Oleh karena itu, Bob menilai, perseroan akan mempertimbangkan kemampuan bayar pengguna saat menetapkan harga, sambil berupaya mengamankan alokasi LNG domestik.

Lebih lanjut, Bob bilang posisi arus kas bebas PGAS memungkinkan pembayaran dividen yang solid.

"Namun, terdapat risiko seperti biaya tambahan untuk kontrak LNG dan pasokan Corridor lebih rendah dari perkiraan," imbuhnya.

Sementara itu, Christian mencermati penurunan pasokan lebih lanjut dapat berdampak pada volume dan utilisasi. Tak hanya itu, risiko volatilitas nilai tukar juga dapat memengaruhi laba bersih PGAS. Meskipun, potensi diversifikasi pasokan yang lebih baik dan pertumbuhan permintaan domestik dapat menopang kinerja keuangan.

Sedangkan Andhika memproyeksikan separuh kedua 2025 merupakan fase konsolidasi bagi perseroan. Di mana, pendapatan tetap tumbuh meski marjin tertekan karena LNG.

"Sementara tahun 2026 merupakan awal fase recovery dari sisi marjin serta kontrubusi fee-based income dari beberapa proyek baru," lanjutnya.

Adapun proyek-proyek strategis meliputi Hub LNG Arun yang ditargetkan beroperasi komersial di kuartal IV-2025, Pipa Gas Tegal-Cilacap dengan target operasi di 2026, dan Pipa Minyak Cikampek-Plumpang dengan target operasi di 2027.

Andhika, Christian, dan Bob sama-sama merekomendasikan hold PGAS dengan target harga masing-masing Rp 1.900, Rp 1.600, dan Rp 1.575 per saham.

Selanjutnya: MRT dan Sumitomo Corporation Tandatangani Kontrak Pengadaan Sarana MRT Fase 2A

Menarik Dibaca: Cek Tarif Iuran BPJS Kesehatan Terbaru dan Skema Pembayaran Agar Tetap Terjamin

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×