kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Transaksi reksadana lewat e-commerce semakin marak


Senin, 23 April 2018 / 21:51 WIB
Transaksi reksadana lewat e-commerce semakin marak
Peluncuran Tokopedia Reksadana


Reporter: Grace Olivia | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan e-commerce terus memperluas layanannya, terutama dalam bidang teknologi finansial (fintech). Setelah layanan Bukareksa dari Bukalapak yang meluncur pekan lalu, kini giliran Tokopedia yang menawarkan fasilitas berinvestasi di instrumen reksadana bagi penggunanya.

Direktur Pengelolaan Investasi Otoritas Jasa Keuangan, Sujanto, menyebut, sejatinya tren transaksi reksadana melalui e-commerce ini sudah diprediksi. "Untuk itu, kami sudah dukung dengan peraturan Surat Edaran OJK No. 7 sejak 2014 lalu," ujarnya, Senin (23/4).

Adapun surat edaran ini mengatur tentang Penerimaan Pemegang Efek Reksa Dana Melalui Pembukaan Rekening Secara Elektronik, serta Tata Cara Penjualan (Subscription) dan Pembelian Kembali (Redemption) Efek Reksa Dana Secara Elektronik.

Selain itu, jumlah investor reksadana dari tahun ke tahun, menurut Sujanto, juga tumbuh semakin cepat. Per akhir Maret lalu, tercatat ada sekitar 691.000 investor di Indonesia. Dengan adanya layanan investasi reksadana lewat platform e-commerce, Sujanto meyakini pertumbuhan investor bisa semakin pesat.

Di sisi lain, Semuel Abrijani Pangerapan, Direktur Jenderal Aptika Kementerian Komunikasi dan Informatika, menyatakan, tren transaksi reksadana lewat e-commerce ini bisa semakin meningkatkan transaksi online dan mengembangkan ekosistem ekonomi digital di Indonesia.

"Semakin banyak produk dan jasa yang dijual secara online, seperti reksadana ini, maka target pemerintah mencapai transaksi online sebesar US$ 1.750 triliun di tahun 2020 nanti bukan hal yang mustahil," ujar Semuel.

Adapun, layanan transaksi reksadana yang ditawarkan Tokopedia berbeda dengan Bukalapak. Bekerja sama dengan PT Bareksa Portal Investasi (Bareksa), Tokopedia hanya melayani transaksi untuk satu produk reksadana yaitu Syailendra Dana Kas besutan manajer investasi Syailendra Capital. Pengguna Tokopedia dapat memulai investasi dengan dana minimal Rp 10.000.

Sementara, Bukareksa yang juga bekerja sama dengan Bareksa, berencana menawarkan hingga 20 produk reksadana sepanjang tahun ini dan bekerja sama dengan delapan manajer investasi sekaligus. Pelanggan Bukalapak dapat berinvestasi di masing-masing produk mulai dari Rp 50.000 dan Rp 100.000.

"Di Bukareksa, konsepnya reksadana layaknya bagian dari merchandise yang diperjualbelikan. Pengguna bisa memilih produk reksadana mana yang lebih menarik dari opsi yang ada," ujar Ady Pangerang, CEO Bareksa, kepada Kontan.co.id, Senin (23/4).

Adapun, Head of Financial Technology Tokopedia, Samuel Sentana, menjelaskan, penawaran investasi Tokopedia Reksadana lebih bertujuan untuk mengoptimalisasi idle money pelanggan yang ada tersimpan di akun Tokocash.

"Tujuannya lebih ke mengedukasi pelanggan supaya mau mulai berinvestasi. Makanya, kami juga hanya tawarkan satu produk reksadana yang kinerjanya baik secara historis dan terjamin akan menguntungkan," ujar Samuel.


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×