Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Transaksi obligasi korporasi di pasar sekunder kembali bergairah. Pada bulan akhir kuartal III lalu, total volume maupun frekuensi obligasi korporasi menunjukkan perbaikan dibanding sebulan sebelumnya.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), sepanjang September lalu, tingkat volume transaksi obligasi korporasi di pasar sekunder sebesar Rp 11,09 triliun atau naik 17,49% dibanding sebulan sebelumnya. Dari tingkat frekuensi juga naik 7,92% menjadi 1.525 kali.
Analis Sucorinvest Central Gani Ariawan menambahkan, kenaikan transaksi obligasi korporasi juga dipengaruhi oleh kondisi politik domestik. Ariawan menilai pada September lalu, kondisi politik relatif stabil sehingga meningkatkan kepercayaan diri investor untuk kembali mengoleksi efek pendapatan tetap, baik Surat Utang Negara (SUN) maupun obligasi korporasi.
“Sayangnya, awal Oktober kembali ada kegaduhan politik. Ini membuat volume dan frekuensi obligasi korporasi pada awal Oktober lalu sedikit tertahan,” ujar Ariawan. Meski ia menilai kondisi politik saat ini sudah relatif stabil menjelang pelantikan presiden terpilih Joko Widodo. Sehingga masih ada kemungkinan peningkatan volume dan frekuensi pada penutupan Oktober ini.
Sebagai informasi, total emisi obligasi maupun sukuk korporasi baru yang diterbitkan sepanjang 2014 ini mencapai Rp 30,69 triliun, per 13 Oktober 2014. Total tersebut berasal dari 29 emiten yang menerbitkan 34 emisi. Dengan pencatatan ini, maka total emisi obligasi dan sukuk korporasi yang tercatat di BEI berjumlah 262 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp 218,852 triliun dan US$ 100 juta, diterbitkan oleh 108 Emiten.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News