Reporter: Ade Jun Firdaus | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Ketidakpastian pemulihan ekonomi global, ternyata berdampak pada pembuyaran strategi bisnis para penggiat usaha jasa angkut kapal. Sebut saja PT Trada Maritime Tbk (TRAM), yang urung berekspansi lima kapal baru. Padahal, TRAM berencana membeli sejumlah kapal untuk memenuhi permintaan jasa angkut internasional yang diprediksi akan meningkat tahun ini.
Direktur Keuangan TRAM Adrian E Sjamsul menjelaskan, permintaan jasa angkut kapal internasional memang sangat berfluktuatif dalam dua bulan terakhir ini. Indikasinya, rata-rata biaya jasa angkut (carry rate) sejak akhir September 2011, berkisar antara US$ 20.000/hari hingga US$ 27.000/hari. Sementara dalam kondisi normal, carry rate hanya bolak-balik di kisaran US$ 23.000/hari-US$ 25.000/hari.
"Carry rate terlalu tinggi juga tidak baik untuk bisnis ini," terang Adrian ketika dihubungi KONTAN, beberapa hari lalu. Maklum, para penyewa kapal cenderung lebih memilih omzet standar namun konstan, ketimbang harga sewa bertarif tinggi namun tidak ada kepastian pengiriman bulan selanjutnya.
Dus, dengan menerapkan prinsip kehati-hatian, manajemen TRAM memutuskan untuk menahan hasrat memperbanyak armada kapal baru hingga lima unit hingga akhir tahun 2010 ini. "Penambahan hingga lima kapal baru akan kami lanjutkan tahun depan. Asalkan, permintaan global sudah stabil," ucap Adrian.
Dengan demikian, sepanjang tahun ini, TRAM hanya menambah dua kapal baru. Yang terbaru, TRAM baru saja membeli kapal berukuran Panamax angkutan laut untuk kapal angkut curah kering (dry cargo). Pembelian kapal bermuatan 72.421 dead weight ton (dwt) ini bertujuan mengantisipasi lonjakan permintaan pengapalan dry cargo seperti batubara, grain, dan bijih besi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News