kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Trading halt hingga buyback, efektifkah menahan kejatuhan IHSG?


Senin, 16 Maret 2020 / 21:37 WIB
Trading halt hingga buyback, efektifkah menahan kejatuhan IHSG?


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada perdagangan hari ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali keok dan melemah 4,42% ke level 4.690,66. Sejak awal tahun, IHSG telah ambles 25,54%.

Berbagai upaya dilakukan otoritas pasar modal guna menyelamatkan IHSG dari kejatuhan yang lebih dalam. Mulai dari memberlakukan trading halt selama 30 menit jika IHSG turun sampai 5%, mengubah batasan auto rejection bawah (ARB) menjadi 7%, hingga pembelian kembali (buyback) saham tanpa persetujuan RUPS.

Lantas, sejauh mana ikhtiar ini berdampak pada IHSG?

Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani menilai, manajemen krisis ini cukup efektif menahan kejatuhan indeks secara harian. Namun, sepanjang sentimen negatif dan ketakutan investor akan penyebaran corona masih berlangsung, Hendriko menilai masih akan terjadi penurunan yang menimpa Indeks pada perdagangan esok-esok hari.

Baca Juga: Wall Street ambrol hampir 12% setelah The Fed menggunting suku bunga

Sebab, ikhtiar ini dinilai hanya berdampak pada pencegahan penurunan secara harian, bukan dalam jangka waktu menengah. “Karena mau buyback atau diborong dana pensiun, trading halt atau dibatasi ARB-nya, hanya akan menahan kejatuhan harian IHSG saja. Belum bisa membatasi kejatuhan IHSG secara tren menengah,” terang Hendriko kepada Kontan.co.id, Senin (16/3).

Senada, Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai aturan ini cukup efektif untuk menopang IHSG dari kejatuhan yang lebih dalam. Meski dinilai cukup ampuh dalam menahan kejatuhan IHSG, namun menurut William kebijakan ini masih akan menambah kepanikan pasar.

Sebab, pelaku pasar yang terlambat menjual hari ini karena adanya trading halt atau ARB akan melanjutkan penjualan besok, dan kemungkinan akan dilakukan di harga yang lebih rendah.

Baca Juga: Terus merosot, ini skenario terburuk IHSG hingga akhir semester I-2020

Lebih lanjut, penyebaran Covid19 juga menciptakan risiko sistemik, seperti dampaknya ke pertumbuhan ekonomi, pendapatan nasional (PDB), dan lainnya. “Sedangkan kita tahu corona sudah melumpuhkan banyak industri, penerbangan misalnya. Lalu ekspor dan impor, itu akan berpengaruh ke perekonomian,” terang dia, Jumat (13/3).

Senada, Hendriko juga menilai penyebaran Covid19 bakal berpengaruh secara sistemis terhadap perekonomian global. Ke depan, Hendriko menilai jika ada perkembangan positif dari virus corona maka besar kemungkinan IHSG akan mengalami rebound.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×