Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten penyedia menara telekomunikasi PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) akan menerbitkan obligasi rupiah senilai Rp 1,45 triliun. Penerbitan surat utang ini merupakan tahap kedua dari Obligasi Berkelanjutan V Tower Bersama Infrastructure dengan total target dana Rp 15 triliun.
Direktur Keuangan TBIG Helmy Yusman Santoso mengatakan, obligasi ini bakal diterbitkan pada awal Desember 2021. "Target kuponnya 3,6% per tahun dengan tenor satu tahun," kata Helmy saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (24/11).
Kupon tersebut lebih rendah dari obligasi tahap pertama senilai Rp 1,2 triliun dengan tingkat bunga tetap 4,25% per tahun yang diterbitkan Agustus 2021 lalu. Menurut Helmy, dana obligasi rupiah ini akan digunakan untuk membayar kembali pinjaman perusahaan dalam mata uang dollar Amerika Serikat (AS).
Obligasi senilai Rp 1,45 triliun ini memperoleh Peringkat Nasional Jangka Panjang AA+ dengan prospek stabil dari Fitch Ratings Indonesia. Peringkat tersebut sama dengan Peringkat Nasional Jangka Panjang TBIG karena utang ini merupakan kewajiban senior tanpa jaminan dari perusahaan.
Baca Juga: Butuh Dana dalam Dollar, Korporasi Rilis Global Bond
Berdasarkan laporan Fitch, Senin (22/11), peringkat nasional di kategori AA menunjukkan ekspektasi terhadap risiko gagal bayar yang sangat rendah relatif terhadap emiten atau surat utang lainnya di Indonesia. Risiko kredit juga hanya sedikit berbeda dari emiten-emiten atau surat-surat utang yang mendapat peringkat tertinggi di Indonesia.
Fitch Ratings memperkirakan, rasio utang prior-ranking/EBITDA TBIG yang disetahunkan akan membaik menjadi di bawah 1,0 kali pada akhir 2021, turun dari tahun 2020 yang sebesar 2,4 kali. "Pasalnya, perusahaan kemungkinan akan menggunakan dana dari obligasi untuk membayar beberapa utang pada perusahaan operasionalnya," kata Senior Analyst Fitch Felita.
Tak hanya itu, likuiditas TBIG juga membaik setelah penerbitan obligasi senior tanpa jaminan senilai US$ 400 juta dengan suku bunga 2,8% pada Oktober 2021. Perusahaan telah menggunakan dana yang terhimpun dari penerbitan obligasi tersebut untuk membayar lebih awal utang bank yang jatuh tempo pada 2022 dan 2025.
Penerbitan obligasi senilai US$ 400 juta tersebut juga akan mengurangi biaya bunga efektif TBIG ke kisaran 7% dan meningkatkan jatuh tempo rata-rata tertimbang dari utangnya.
Baca Juga: Tower Bersama Infrastructure (TBIG) terbitkan surat utang US$ 400 juta
Jatuh tempo utang signifikan berikutnya untuk TBIG adalah di 2025, dengan hanya sekitar US$ 124 juta dan US$ 70 juta yang jatuh tempo pada 2023 dan 2024. TBIG pun memiliki saldo kas sebesar Rp 894 miliar dan Rp 1,9 triliun (US$ 134 juta) fasilitas committed yang belum ditarik pada akhir Juni 2021.
"Kami meyakini bahwa TBIG memiliki akses yang kuat terhadap pasar obligasi rupiah dan dolar AS, serta bank-bank lokal dan internasional. Perusahaan telah membayar obligasi dan utang enam bulan hingga satu tahun lebih awal daripada jatuh tempo mereka," tutur Felita.
TBIG merupakan emiten reguler pada pasar obligasi lokal dan internasional. Perusahaan menghimpun sekitar Rp 12 triliun dari obligasi lokal dan US$ 4,4 miliar dari obligasi asing sejak 2013. Kemampuan pembiayaan kembali perusahaan yang kuat telah mendukungnya untuk mengelola jatuh tempo utangnya dan mengurangi biaya pembiayaan.
Baca Juga: TBIG Rajin Berutang, Analis Tetap Menilai Prospeknya Menarik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News