Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
BANDUNG. Menjelang tutup tahun, perbankan mulai menyusun rencana bisnisnya untuk 2011 mendatang. PT Bank tabungan Negara, misalnya, mengincar penambahan modal dengan melepas 2% saham kepemilikannya. Pelepasan saham ini merupakan bagian dari penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) sebesar total 30% saham yang telah disetujui oleh DPR.
"Untuk penambahan modal, BTN baru saja melakukan IPO Desember 2009 dan sekarang masih ada 2% izin yang belum digunakan. Kami mempunyai izin untuk IPO itu 30%, saat ini masih 28%," kata Direktur Utama BTN, Iqbal Latanro, Sabtu (11/12).
Sekadar mengingatkan, IPO BTN di pasar modal pada 17 Desember 2009 lalu mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) dua kali. Dalam hajatan saat itu, BTN melepas 2,36 miliar saham atau 27,08% saham ke investor publik. Harga penawarannya adalah Rp 800 per saham, dan BTN meraup duit sekitar Rp 1,89 triliun dari penjualan saham itu. Sedangkan 72,92% saham BTN, hingga kini masih digenggam oleh pemerintah.
Iqbal masih enggan membeberkan secara detil rencana pelepasan sisa 2% persen saham jatah IPO tersebut. BTN juga belum berencana melepas sahamnya melalui rights issue atawa penawaran saham. Pasalnya, saat ini kondisi perseroan sedang bagus dengan rasio permodalan alias capital adequacy ratio (CAR) per November 2010 tercatat 16%. Rights issue sendiri akan dilakukan untuk mengantisipasi tergerusnya CAR.
"Nanti kalau CAR kita sudah mendekati angka minimal yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI), kami tentu akan melakukan kajian, tapi saat ini belum," ujar Iqbal.
Lebih jauh, tahun depan perseroan berniat menerbitkan obligasi. Namun, Iqbal masih belum mau mengungkapkan nilai obligasi yang bakal diterbitkan oleh BTN tersebut. Menurutnya, saat ini pihaknya masih menggodok rencana penerbitan obligasi ini.
"Kami punya program menerbitkan obligasi, tetapi nilainya berapa itu nanti saja," ujarnya.
Pendanaan tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan kredit perusahaan tahun depan. Pada tahun 2011, BTN berencana menggenjot ekspansi kredit sekitar 25% hingga 30%. Pertumbuhan itu diharapkan lebih tinggi dibandingkan proyeksi pertumbuhan kredit tahun ini yang mencapai 29% persen. Hingga akhir November 2010 ini, BTN mencatatkan loan to deposit ratio (LDR) cukup tinggi mencapai 110%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News