Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Toba Bara Sejahtera Tbk (TOBA) dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang diadakan Rabu (31/1) ini, menyepakati penerbitan surat utang atau sebesar US$ 250 juta.
Penerbitan surat utang US$ 250 juta tersebut rencananya sekitar US$ 40 juta akan digunakan untuk membayar utang. Sisanya akan digunakan untuk pengembangan investasi, khususnya dalam pengembangan pembangunan pembangkit listrik dan kegiatan produksi batubara.
Direktur TOBA, Pandu Syahrir mengatakan, tujuan penerbitan surat utang itu untuk pembayaran kembali utang perseroan, penyertaan modal pada proyek pembangkit tenaga listrik, investasi pada perusahaan pertambangan dan keperluan korporasi lainnya.
“Toba Bara akan membayar utang kepada Bank Mandiri dan sisianya untuk kegiatan batubara juga pengembangan pembangkit listrik, dan pembelian aset,” ujar Pandu kepada Kontan.co.id usai melaksanakan RUPS, Rabu (31/1).
Adapun jaminan dari penerbitan surat utang itu, akan dijaminkan penanggungan perusahaan oleh entitas anak penjamin dan atau jaminan kebendaan atas aset perseroan dengan nilai penjaminan sebesar-besarnya 150% dari nilai surat utang yang diterbitkan oleh perseroan itu.
“Jatuh temponya lima tahun sejak diterbitkannya surat utang yaitu tahun 2023, atau jangka waktu lain yang disepakati,” ungkapnya.
Namun Pandu belum mau membicarakan mengenai rencana kinerja pada tahun 2018 ini. Investor Relation TOBA, Iwan Sunyoto juga belum bisa mengungkapkan berapa belanja modal yang disiapkan TOBA pada tahun ini. Namun ia tidak menampik bahwa 80% capex akan digunakan untuk pengembangan pembangkit listrik.
Asal tahu saja, saat ini TOBA tengah mengembangkan dua pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berkapasitas 100 Megawatt (MW) di Sulawesi Bagian Utara (Sulbagut) di Provinsi Gorontalo melalui anak usahanya PT Gorontalo Listrik Perdana dan PLTU Berkapasitas 100 MW di Minahasa melalui PT Minahasa Cahaya Lestari.
Adapun PLTU Sulbagut sudah mencapai financial closing (FC) yang menelan investasi sebesar US$ 210 juta – US$ 230 juta, yang seluruh pendanaannya berasal dari pinjaman Bank Mandiri. Adapun target produksi batubara tahun ini, tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya, yakni mencapai 5 juta ton – 6 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News