Reporter: Didik Purwanto | Editor: Edy Can
JAKARTA. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) berniat menguasai penuh kepemilikan saham PT Telkomsel. Saat ini, TLKM memang baru mengempit 65% saham anak perusahaan selulernya itu. Sedangkan sebanyak 35% saham dimiliki Singapore Telecommunications Ltd (Singtel).
Menurut Menteri Negara BUMN Mustafa Abubakar, wacana penguasaan sepenuhnya Telkomsel sudah terdengar sejak beberapa waktu lalu. "Wacana membeli kembali (buyback) di Telkomsel itu bagus. Saya lihat ada sinyal ke situ," ujar dia di Jakarta, kemarin (25/3).
Mustafa menilai, langkah membeli kembali saham Telkomsel akan memperkuat posisi TLKM dalam mengembangkan anak usahanya di masa depan.
Sebenarnya, ide buyback saham Telkomsel ini sudah muncul sejak tahun 2008. Namun hingga kini belum terealisasi. Kini, pemerintah meminta TLKM membuka pembicaraan dengan Singtel. "Akan ada pertemuan antara Telkom dengan Singtel di pertengahan April nanti," kata Mustafa. Pertemuan ini membahas berbagai persoalan, seperti rencana ekspansi, termasuk wacana buyback saham Telkomsel.
Menurut Mustafa, dana pembelian 35% saham Telkomsel bisa berasal dari kas internal Telkom. Tapi, dia enggan menyebut porsi dana yang disiapkan untuk hajatan tersebut.
Kepala Komunikasi Perusahaan TLKM Eddy Kurnia tidak membantah kemungkinan pembelian kembali saham Telkomsel. Sekarang, menurut dia, perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia ini masih dalam tahap kajian. “Kami mendukung adanya pernyataan Menteri BUMN, karena memang itu yang diharapkan," kata Eddy. Namun, dia menilai tahapan aksi korporasi itu masih panjang , apa lagi sekarang masih tahap perencanaan.
Kontribusi besar
Selain mendorong pembelian kembali saham Telkomsel, Kementerian BUMN berencana akan menambah jumlah direksi Telkomsel dari semula lima direksi menjadi delapan direksi. Menurut Mustafa, langkah tersebut bertujuan memperlancar kinerja Telkomsel. Rencana ini juga telah mendapat persetujuan dari Singtel. "Semoga bisa selesai di semester satu tahun ini," tandasnya.
Analis PT EcoCapital Securities Cece Ridwan menilai rencana buyback saham Telkomsel itu akan menimbulkan dampak yang bagus bagi TLKM. Pasalnya, kontribusi pendapatan Telkomsel ke Telkom masih mayoritas. "Masalahnya, apakah Singtel mau melepas saham minoritas itu dan dijual pada harga berapa," kata dia. Logikanya, Singtel tidak bakal mau begitu saja melepas kepemilikan sahamnya di Telkomsel.
Menurut Ridwan, masalah lain yang dapat menghambat bisnis TLKM di masa depan adalah persaingan ketat dengan sesama operator telekomunikasi. Seperti PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Indosat Tbk (ISAT) dan PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) serta pemain kecil lainnya.
Nah, kalau rencana pengambilalihan Telkomsel terwujud, Ridwan memproyeksikan pendapatan TLKM akan semakin besar. Maklum, seluruh hasil pendapatan Telkomsel akan masuk ke TLKM. Dus, kondisi ini akan berdampak positif terhadap harga sahamnya.
Maklum, selama ini saham TLKM susah bergerak karena tidak ada aksi korporasi. Selain itu, peningkatan kinerja perusahaan ini tidak terlalu signifikan.
Apalagi, sekarang kinerja TLKM sudah hampir disaingi oleh EXCL. "Beban operasional TLKM lebih besar daripada EXCL. Itulah yang menyebabkan kinerja TLKM seret," kata Ridwan.
Belakangan, saham TLKM terangkat oleh rumor di pasar, bahwa manajemen berencana membeli kembali sahamnya. Ridwan menghitung, saham TLKM masih berpotensi naik hingga Rp 7.500 per saham dengan nilai wajar Rp 8.300 per saham. "Sekarang ini asing sudah mulai masuk akibat rumor tersebut," kata dia. Pada perdagangan kemarin (25/3), harga saham TLKM tidak bergerak di level Rp 7.150 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News