Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Yuwono Triatmodjo
JAKARTA. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) memperoleh sinyal pinjaman dari tiga bank milik pemerintah senilai Rp 4,5 triliun.
Komitmen utang tersebut berasal dari PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk.
Direktur Keuangan TLKM Honesti Basyir mengatakan, saat ini TLKM tengah bernegosiasi intensif terkait struktur pinjaman, termasuk bunga dan tenor. Dia berharap, perjanjian pinjaman bisa ditandatangani Januari 2014. “Desember ini kami approval budget. Paling tidak, Januari sudah dapat kepastian utang ini,” ujar dia, baru-baru ini.
TLKM menginginkan tenor pinjaman antara 3 tahun sampai 5 tahun. Kredit bank menjadi alternatif pembiayaan paling aman karena pasar obligasi masih kurang kondusif.
Honesti berharap, bunga pinjaman berada di level london interbank offered rate (LIBOR) ditambah 2%. Bunga ini tak jauh berbeda dengan pinjaman TLKM tahun sebelumnya yakni LIBOR plus 1,5%. "Kondisi pasar memang masih agak rentan, namun kami tetap upayakan biaya yang termurah," imbuhnya.
Seluruh dana utangan akan digunakan untuk belanja modal alis capital expenditure (capex) TLKM dan anak usaha. Tahun ini, TLKM mamatok capex sekitar Rp 17,82 triliun-Rp 22,28 triliun. Selain dari pinjaman, sebagian besar capex TLKM bersumber dari kas internal yang hingga akhir 2013 diprediksi mencapai Rp 17 triliun.
Dari total capex, 70%-nya akan mengalir untuk pengembangan PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel). Khusus capex Telkomsel, TLKM memprioritaskan pendanaannya dari kas internal. “Sebagian kebutuhan capex anak usaha lain, dari pinjaman sindikasi yang Rp 4,5 triliun itu tadi,” jelas Honesti.
Kepala Riset Sucorinvest Central Gani, Arief Budiman dalam risetnya akhir Oktober lalu menulis, TLKM masih akan jadi pemimpin industri. "Pendapatan dari bisnis data akan tumbuh kuat. Apalagi ada dukungan dari blackberry messenger di android," tulisnya. Ditambah lagi posisi kas bersih yang kuat dan dividend yield yang atraktif.
Arief memprediksi pendapatan TLKM tahun ini akan tumbuh 2,47% dari tahun 2012 menjadi Rp 79,04 triliun. Di tahun depan, pendapatan TLKM diperkirakan tumbuh menjadi Rp 83,33 triliun.
Adapun, laba bersih TLKM tahun ini, Arief menebak, akan tumbuh 12,68% menjadi Rp 14,48 triliun. Laba bersih itu diharapkan tumbuh 9,94% di 2014 menjadi Rp 15,92 triliun. Arief masih merekomendasikan beli saham TLKM dengan target harga Rp 2.740 per saham, atau 25,98% di atas harga penutupan, Jumat (29/11), di posisi Rp 2.175.
Lepas bisnis CDMA
Asal tahu saja, sejak awal 2013, TLKM sudah menghentikan penyaluran capex bagi bisnis code division multiple access (CDMA) bertajuk Telkom Flexi. Sebab, tren penggunaan CDMA terus merosot dan saban tahun pendapatan Telkom Flexi turun 15% year on year (yoy). "Kami akan keluar dari bisnis CDMA. Kami matikan bisnis Flexi ini atau retrench," ujar Honesti.
Namun, proses penghentian itu akan dilaksanakan bertahap. Sebab, Flexi memiliki 4.000 base transceiver station (BTS). Honesti mengaku senang jika ada yang mau membeli BTS Flexi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News