kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,54   -10,97   -1.19%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

TLKM akan melepas unit properti dan menara


Sabtu, 07 September 2013 / 07:06 WIB
TLKM akan melepas unit properti dan menara
ILUSTRASI. Pembeli melakukan pembayaran menggunakan QRIS Livin' by Mandiri di Jakarta./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Yuwono Triatmodjo

JAKARTA. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) berusaha terus memacu pundi-pundi pendapatannya. Kali ini, TLKM tengah memikirkan ekspansi anorganik dengan menjual asetnya. Aset yang siap dilepas adalah unit properti dan menara telekomunikasi pada tahun 2014.

Direktur Utama TLKM Arief Yahya mengatakan, ada dua skema pelepasan yang tengah dikaji. Pertama, skema penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO). Kedua,  penjualan langsung ke investor strategis alias private placement.

Seperti dilansir Reuters, Arief menjelaskan, unit properti setidaknya bisa menghasilkan pendapatan sebesar Rp 1,2 triliun di tahun ini. Sayang, dia tak mau membeberkan secara rinci kinerja unit usahanya itu.

Arief juga belum mengatakan berapa keuntungan yang diperoleh dari penjualan unit usaha itu. Asal tahu saja, unit usaha menara berada di bawah kendali PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel).

Rencana pelepasan Mitratel memang santer terdengar sejak 2012. Kabarnya, Mitratel akan melakukan backdoor listing dengan perusahaan menara yang sudah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan yang sudah menyatakan minat, di antaranya adalah PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).

TLKM memang kini tengah berusaha untuk mendongkrak margin keuntungan dari sumber pendapatan lainnya. Arief bilang, tahun ini TLKM menargetkan pendapatan naik 10% menjadi Rp 85 triliun. Sementara laba bersihnya diprediksi naik 9% menjadi Rp 14 triliun.

TLKM ingin menggeber bisnisnya terutama di layanan data. Untuk menutupi pendanaan ekspansi, TLKM akan menarik pinjaman sindikasi bank sebesar Rp 4 triliun di semester II-2013. Pinjaman itu merupakan dana yang sudah tersedia dalam plafon fasilitas pinjaman TLKM.

Yang terbaru, TLKM akan menarik pinjaman luar negeri senilai US$ 35 juta dari lembaga perbankan ekspor impor, Japan Bank for International Cooperation (JBIC), pada awal September 2013.

TLKM harus mendapat restu pinjaman luar negeri dari Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia (BI). Utang valas itu rencananya akan digunakan untuk kebutuhan ekspansi anak usaha, PT Telekomunikasi Indonesia Internasional.

Lebih baik fokus ke bisnis inti

Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, pelepasan dua unit usaha ini dinilai bakal berdampak positif. Beban TLKM akan berkurang banyak dan mendapatkan keuntungan untuk memperbesar unit datanya. "Beban yang harus ditanggung TLKM akan berkurang kalau bisa melepasnya itu ke investor strategis lain. TLKM akan mendapatkan pendanaan baru," jelasnya.

Di sisi lain, pelepasan unit properti dan menara akan membuat TLKM bisa fokus ke bisnis utamanya. Menurut dia, selama ini, pendapatan di luar bisnis selular dan data tidak signifikan terhadap pendapatan TLKM. Reza masih yakin kinerja TLKM akan tumbuh 7%-8% tahun ini.

Analis AM Capital Akhmad Nurcahyadi bilang, TLKM memiliki kinerja apik sepanjang 2013. Pelepasan anak usaha pun bukan masalah besar bagi TLKM. "Lebih baik fokus di seluler dan data," tandasnya. Akhmad merekomendasikan beli saham TLKM dengan target harga Rp 2.200 per saham. Reza juga menyarankan beli dengan target harga Rp 2.500 per saham.

Kemarin, harga saham TLKM turun 0,50% ke Rp 1.990 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×