Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) melalui anak usahanya, PT OKI Pulp & Paper Mills (OKI) tengah mengerjakan pembangunan pabrik bubur kertas (pulp) dan tisu dengan nilai investasi jumbo. Nilai proyek itu US$ 2,64 miliar atau sekitar Rp 32 triliun.
Alasan utama TKIM merambah bisnis tisu lantaran industri ini masih memiki potensi yang belum digarap secara maksimal. Prospeknya terkiat dengan perubahan tren masyarakat modern.
Direktur TKIM Suhendra Wiriadinata bilang, permintaan akan tisu jumlahnya akan terus berlipat ganda. Jika berbicara skala yang lebih makro, semakin maju suatu negara, makin banyak pula penggunaannya.
"Dulu orang selesai makan pakai sapu tangan sekarang tisu. Dulu, di toilet enggak ada tisu tapi sekarang ada, bahkan di wastafelnya pun juga sudah ada," terang Suhendra belum lama ini.
Pabrik yang berlokasi di Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan ini dalam tahap pembangunan. Manajemen menargetkan, pabrik OKI mulai beroperasi komersial pada kuartal II-2016.
Sekitar 70% dari kebutuhan proyek atau senilai US$ 1,8 miliar didanai dari pinjaman China Development Bank (CDB). Sedangkan sisanya, 30% berasal dari tiga pemegang saham OKI, termasuk TKIM. Sebagai salah satu pemegang saham, TKIM akan menambahkan setoran modal hingga US$ 407 juta sampai tahun 2016.
Untuk menambah modal, TKIM menerbitkan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). TKIM merilis 1,335 miliar saham biasa atau 50% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Harga penawarannya Rp 1.000 per saham, sehingga TKIM akan mengantongi dana Rp 1,335 triliun.
Pabrik tersebut nantinya memiliki kapasitas produksi sekitar 2 juta ton pulp dan 500.000 ton tisu per tahun. "Sebagian besar prosuksi ini, di atas 90% akan kami ekspor, khususnya untuk ke China," pungkas Suhendra.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News