Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Sandy Baskoro
JAKARTA. PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk siap berekspansi. Emiten berkode saham TKIM ini tengah mengembangkan pabrik bubur kertas (pulp) melalui PT Oki Pulp and Paper Mills (OKI).
Direktur TKIM Suhendra Wiriadinata menyatakan, pabrik OKI kelak memproduksi pulp serat pendek. Sebanyak 85% bahan baku kertas TKIM berasal dari pulp serat pendek. Saat ini TKIM mendapatkan pasokan pulp serat pendek dari sister company seperti PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk.
“Selebihnya, yakni 15%, bahan kertas TKIM berasal dari pulp serat panjang dari luar negeri,” kata Suhendra, Jumat (20/6). Pulp serat pendek adalah pulp utama yang digunakan di hampir semua proses produksi kertas, sementara pulp serat panjang ditambahkan untuk memperkuat komposisi kertas.
TKIM menargetkan pabrik OKI mulai beroperasi komersial pada kuartal II-2016. Saat ini, pabrik yang berlokasi di Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan, ini dalam tahap pembangunan. Nilai investasi pabrik OKI mencapai US$ 2,64 miliar. Sekitar 70% dari kebutuhan proyek atau senilai US$ 1,8 miliar didanai dari pinjaman China Development Bank (CDB). Sedangkan, sisanya 30% berasal dari tiga pemegang saham OKI, termasuk TKIM. Sebagai salah satu pemegang saham, TKIM akan menambahkan setoran modal hingga US$ 407 juta sampai tahun 2016.
Untuk menambah modal, TKIM menerbitkan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). TKIM merilis 1,335 miliar saham biasa atau 50% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Harga penawarannya Rp 1.000 per saham, sehingga TKIM akan mengantongi dana Rp 1,335 triliun.
Pemegang saham yang berhak mengikuti aksi ini adalah mereka yang terdaftar sampai 8 Juli 2014. Setiap pemegang saham berhak mengeksekusi satu saham baru. TKIM juga menawarkan pemanis berupa waran seri II sebanyak 445,23 juta atau 14,29% dari total saham setelah HMETD. Kelak, setiap tiga saham hasil pelaksanaan HMETD akan mendapat satu waran. Harga pelaksanaannya Rp 1.000 yang berlaku mulai 21 Januari 2015 hingga 7 Juli 2017.
Pada awal berdiri, TKIM hanya memproduksi soda dan bahan kimia lainnya. Kemudian tahun 1978, TKIM mulai memproduksi kertas dengan kapasitas 12.000 ton per tahun. Kini TKIM memiliki total kapasitas produksi kertas sebesar 1,277 juta ton per tahun, kertas kemasan 80.000 ton per tahun dan stationary 320.000 ton per tahun yang terletak di Sidoarjo, Jawa Timur.
Kegiatan utama TKIM adalah memproduksi berbagai jenis kertas dan turunannya seperti kertas fotocopy, coated, dan carbonless. TKIM juga memproduksi beragam jenis stationary dan produk perlengkapan kantor seperti buku tulis, memo, spiral, amplop, kertas komputer, kertas kado, serta shopping bag.
Pendapatan TKIM diperoleh dari penjualan kertas dan stationary domestik sebesar 35%, sementara ekspor menyumbang 65% penjualan. Produksi kertas TKIM sudah terkenal di sejumlah negara terutama di Asia, Amerika, Timur Tengah, Afrika, dan Eropa. Jepang menjadi negara tujuan utama ekspor TKIM dengan porsi 54%, disusul Timur Tengah dan Afrika 23%, Amerika Serikat 13%, serta Eropa 8%. TKIM lebih fokus ke pasar Asia dan domestik yang tak terpengaruh signifikan krisis ekonomi global.
Kinerja TKIM sensitif terhadap fluktuasi harga pulp dan kertas di pasar dunia. Saat ini, konsumsi pulp dan kertas di Asia masih jauh lebih rendah dibandingkan Eropa dan Amerika. Dengan pertumbuhan ekonomi Asia yang cukup baik serta laju pertumbuhan populasi yang tinggi, TKIM memperkirakan, permintaan dan harga produknya terus meningkat. Meski demikian, TKIM memproyeksikan penjualan ekspor tahun ini masih sama dengan tahun lalu.
Tahun lalu, TKIM meraih penjualan US$ 1,22 miliar atau turun 7,58% dari 2012. Sementara laba bersih tahun lalu US$ 27 juta, turun 22,41% dari posisi 2012.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News