Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten dalam bidang kayu PT Tirta Mahakam Resources Tbk (TIRT) menargetkan pendapatan tahun 2019 bakal lebih tinggi 10% dari target penjualan tahun ini. Adapun tahun ini, TIRT menargetkan penjualan bakal mencapai Rp 1,1 triliun dengan laba sebelum pajak sebesar Rp 30,6 miliar.
Melalui surat elektronik kepada Kontan.co.id pekan lalu, manajemen TIRT menyampaikan bahwa pihaknya optimistis dapat mencapai target tersebut berkat penguatan mata uang dollar terhadap rupiah yang memiliki dampak positif pada pendapatan emiten.
Apalagi, penjualan TIRT memang hampir seluruhnya diperuntukkan ekspor. "Sampai dengan kuartal III 2018, penjualan TIRT ditujukan untuk ekspor sebesar 98% dan 2% untuk dalam negeri," jelas manajemen kepada Kontan.co.id, pekan lalu.
Mayoritas ekspor emiten memang ditujukan kepada Jepang sebanyak lebih dari 90%, dan kurang lebih 10% kepada India dan Benua Eropa.
Kemudian, untuk menutup kerugian yang terjadi hingga kuartal III 2018, TIRT berencana akan meningkatkan ekspornya. "Terutama untuk produk-produk yang memiliki margin lebih tinggi," jelas manajemen.
Mengutip laporan keuangan TIRT hingga September 2018, emiten melaporkan rugi tahun berjalan sebesar Rp 55,82 miliar dibandingkan untung periode sama tahun lalu di Rp 4,68 miliar. Pihak manajemen menyatakan penyebabnya adalah selisih konversi rupiah dan dollar yang sedang tidak menguntungkan.
Hingga kuartal III 2018 ini, pendapatan emiten mengalami kenaikan 43,26% menjadi Rp 792,2 miliar dari yoy Rp 552,97 miliar.
Pendapatan emiten mayoritas disokong oleh penjualan kayu lapis yang berkontribusi hingga 83% penjualan, kemudian ada polyester yang beri sumbangan 15% penjualan dan produk Blockboard yang beri kontribusi 1% penjualan.
Lebih rinci soal pendapatannya, penjualan produk kayu lapis hingga kuartal iii 2018 senilai Rp 661,12 miliar, naik 50,53% dari yoy Rp 439,19 miliar.
Kemudian penjualan polyester senilai Rp 122,85 miliar naik 29,61% dari yoy Rp 94,78 miliar dan penjualan Blockboard senilai Rp 8,23 miliar turun drastis 56,69% dari yoy Rp 18,997 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News