Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
Yang kedua ketersediaan suatu aset yang bisa diukur dari supply nya. Supply berhubungan dengan permintaan dan penawaran. Jika permintaan besar namun penawarannya sedikit akibat proses burn token, maka harganya pun akan semakin tinggi sehingga minat beli terhadap harga aset kripto tersebut pun naik. Yang ketiga volume trading nya yang memperlihatkan seberapa banyak aset kripto dijual ataupun dibeli selama 24 jam.
Yang keempat, orang orang yang ada di belakang project tersebut. Yang kelima yaitu potential roadblocks serta keamanan aset tersebut, roadmap dari aset kripto tersebut yang menjelaskan apa yang telah dibuat dan akan dilakukan.
“Serta yang terakhir dengan melihat reputasi kripto tersebut yang ditandai dengan apakah kripto tersebut listing di banyak exchange atau tidak dan melihat kegunaan token tersebut,” jelas Oscar.
Baca Juga: Siap-Siap, Negara Bakal Memungut Pajak Kripto
Untuk melihat informasi mengenai aset kripto, investor bisa mengunjungi situs website resmi aset kripto tersebut ataupun melihat whitepaper nya dengan mengakses CoinMarketCap atau CoinGecko.
Whitepaper sendiri merupakan suatu laporan yang di dalamnya berisi latar belakang, pendiri projek kripto tersebut, market nya seperti apa, tujuan pembuatan kripto, rencana ke depannya seperti apa, penggunaan dana nya, serta kuantitas kripto tersebut berapa.
Yang ketiga, investor dapat melihat komunitas nya. Investor dapat mengikuti inovasi yang akan dibuat token tersebut dari keaktifannya di sosial media project tersebut serta event yang akan mereka selenggarakan beberapa waktu lalu dan beberapa waktu ke depan. Tidak lupa yang terakhir adalah berita mengenai proyek suatu aset digital, apakah tone nya cenderung positif atau negatif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News