Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Di tengah kondisi komoditas yang melesu, PT Timah (Persero) Tbk (TINS) berupaya menata bisnisnya. Rencananya, TINS akan membuat anak usaha baru semester kedua ini. Nantinya, anak usaha tersebut akan bergerak di bidang properti.
“Pembentukan anak usaha bisa secepatnya kuartal ketiga. Atau paling lambat kuartal keempat,” ungkap Agung Nugroho, Sekretaris Perusahaan TINS, kepada KONTAN, Senin, (11/8).
Untuk anak usaha baru tersebut, TINS akan bekerja sama dengan emiten konstruksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yakni PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA). Di situ, TINS akan memegang porsi mayoritas. Agung belum mau mengungkapkan berapa porsi permodalan itu. Namun bisa saja TINS menguasai 40% lalu ADHI dan WIKA masing-masing 30%.
Nantinya, anak usaha itu akan mengembangkan lahan seluas 176 hektare (ha) yang TINS miliki di daerah Kota Legenda, Bekasi. Agung bilang bahwa Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) lahan tersebut bernilai sekitar Rp 800 miliar sampai Rp 1 triliun.
Ia mengaku bahwa TINS masih dalam pembicaraan dengan ADHI dan WIKA mengenai desain besar proyek tersebut. Namun jika melihat lokasinya, pembangunan residensial dengan pusat perbelanjaan dianggapnya menarik.
Untuk pengembangannya, TINS akan mencari pendanaan eksternal. Terlebih, kebutuhan investasi proyek tersebut pastinya berjumlah besar. Saat ini TINS pun tengah melakukan penjajakan dengan beberapa perbankan. Apalagi, posisi kas dan setara kas TINS cuma Rp 356,96 miliar di semester satu.
Meskipun bisnis properti tengah melambat, Agung beralasan bahwa sektor tersebut masih menarik karena harganya yang bisa melambung. Lalu setidaknya, TINS berusaha untuk tak hanya tergantung pada bisnis tambang. “Tambang akan habis. Kita tak ingin PT Timah habis seiring komoditas yang habis,” ucapnya.
Secara garis besar, TINS berencana merapikan struktur anak usahanya. Nantinya, TINS akan menempatkan PT Timah Investasi Mineral khusus sebagai perusahaan yang bergerak di non-timah. Sehingga, anak usahanya yang bergerak di bidang batubara, nikel, dan bauksit akan dimerger. Sebelumnya, TINS pun telah mengalihkan sahamnya di PT Timah Eksplomin ke Timah Investasi Mineral.
Kemudian, Agung menyebut bahwa TINS juga akan membentuk anak usaha baru yang akan bergerak di bidang hilirisasi. Sehingga, seluruh bisnis hilir akan dijalankan di bawah kepitan PT Timah Industri. Sekedar informasi bahwa dalam laporan keuangan semester satu, TINS tercatat memiliki 12 anak usaha.
“Dengan adanya peleburan ini, selain secara permodalan lebih kuat dan fokus,” tandas Agung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News